Rumah Bolon, atau Jabu Bolon dalam bahasa Batak, adalah salah satu warisan budaya yang paling ikonik dari masyarakat Batak di Sumatera Utara.
Rumah tradisional ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga merepresentasikan nilai-nilai sosial, spiritual, dan kearifan lokal masyarakat Batak.
Selain punya nilai budaya yang tinggi, Rumah Bolon juga menjadi simbol status sosial masyarakat Batak. Dahulu, Rumah Bolon ditinggali para raja Batak yang bermukim di wilayah Sumatera Utara.
Seperti apa filosofi di balik Rumah Bolon? Yuk simak penjelasan berikut ini.
Sejarah dan Makna Rumah Bolon, Hunian Para Raja
Rumah Bolon sempat digunakan sebagai hunian 13 raja Batak, diantaranya adalah:
- Raja Ranjinman
- Raja Nagaraja
- Raja Batiran
- Raja Bakkaraja
- Raja Baringin
- Raja Bonabatu
- Raja Rajaulan
- Raja Atian
- Raja Hormabulan
- Raja Raondop
- Raja Rahalim
- Raja Karel Tanjung
- Raja Mogam
Rumah Bolon memiliki sejarah yang panjang dan mendalam dalam kehidupan masyarakat Batak. Konstruksi rumah ini mencerminkan kosmologi Batak yang meyakini hubungan erat antara manusia dengan alam semesta. Setiap bagian dari rumah memiliki makna simbolis dan filosofis yang mendalam.
Bentuk atap yang melengkung seperti pelana kuda melambangkan langit dan tempat para dewa bersemayam. Tiang utama yang kokoh menjadi simbol kekuatan dan kesatuan keluarga.
Selanjutnya, jumlah anak tangga yang selalu ganjil memiliki makna mistis dan filosofis dalam kepercayaan Batak. Pembagian ruangan dalam Rumah Bolon memiliki fungsi yang spesifik, seperti ruang pertemuan, ruang tidur, dan dapur.
Keunikan Arsitektur Rumah Bolon
Arsitektur Rumah Bolon sangat khas dan unik. Misalnya, pada interior rumah Bolon berupa ruang kosong yang besar dan terbuka tanpa kamar. Rumah ini ditopang oleh tiang-tiang penyangga di setiap sudut rumah, termasuk juga lantai.
Bagian bawah Rumah Bolon biasanya dimanfaatkan untuk area kandang hewan ternak. Dindingnya dibuat tidak terlalu tinggi bahkan cenderung pendek tanpa plafon. Meskipun pendek, orang di dalamnya masih dapat berdiri dengan nyaman.
Ukiran pada Rumah Bolon terletak di atas pintu bagian depan dan dikenal dengan sebutan Gorga. Selain untuk kebutuhan estetika, Gorga menjadi simbol kebenaran bagi orang Batak.
Dekorasi Rumah Bolon berasal dari tengkorak kerbau yang dipajang pada bagian depan rumah. Jumlah tengkorak kepala kerbau yang dipasang di depan rumah menandakan status sosial penghuni rumah. Semakin banyak jumlahnya, maka semakin tinggi status sosial penghuni rumah tersebut.
Fungsi Rumah Bolon dalam Masyarakat Batak
Selain sebagai tempat tinggal, Rumah Bolon memiliki beberapa fungsi penting dalam masyarakat Batak, yaitu:
- Pusat Kegiatan Sosial: Rumah Bolon menjadi tempat berkumpulnya keluarga besar dan masyarakat untuk mengadakan berbagai acara adat, seperti pernikahan, kematian, dan upacara adat lainnya.
- Simbol Status Sosial: Ukuran dan ornamen Rumah Bolon mencerminkan kekayaan dan status sosial pemiliknya.
- Tempat Penyimpanan Harta Benda: Rumah Bolon juga berfungsi sebagai tempat menyimpan harta benda berharga milik keluarga.