Horas!
Dongan BK, marga Panjaitan atau Pandjaitan merupakan salah satu marga besar dalam suku Batak Toba yang berasal dari keturunan langsung Raja Panjaitan, putra bungsu dari Tuan Dibangarna. Dalam tarombo Batak (silsilah keturunan), Raja Panjaitan merupakan cucu dari Raja Sibagot ni Pohan, yang merupakan keturunan Tuan Sorba Dibanua, anak dari Nai Suanon, cucu dari Tuan Sori Mangaraja, dan merupakan bagian dari garis keturunan Raja Isumbaon, anak dari Siraja Batak.
Asal Usul dan Perjalanan Hidup Raja Panjaitan
Raja Panjaitan dilahirkan di Lobu Parserahan, Onan Raja — wilayah yang kini berada di Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Kampung ini dikenal sebagai titik pertemuan para raja dan pedagang dari berbagai marga untuk memperkuat hubungan budaya dan ekonomi masyarakat Toba Holbung.
Setelah menikah, Tuan Dibangarna memberikan sebuah perkampungan bernama Lumban Panjaitan kepada anaknya, Raja Panjaitan. Di kampung ini pula dibangun sumur mata air Siguti, yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar.
Raja Panjaitan kemudian menikah dengan boru Hasibuan dari kampung Sigaol. Dari pernikahan ini, lahirlah Raja Situngo Naiborngin, yang saat dewasa membuka perkampungan di Matio, namun kemudian merantau ke Sibahaulu, bukit Sitombom.
Raja Panjaitan wafat di Sihail-hail, dekat Onan Raja, tidak jauh dari Tugu Raja Sibagot ni Pohan dan RSU HKBP Balige saat ini. Sebuah tugu didirikan untuk mengenang jasanya dan menjadi simbol perjalanan hidup beliau.
Tarombo Marga Panjaitan
Menurut silsilah suku Batak, Raja Panjaitan adalah generasi ketujuh dari Siraja Batak dan merupakan anak sulung dari Tuan Dibangarna. Keturunan Raja Panjaitan kemudian berkembang menjadi empat kelompok utama:
- Martibi Raja
- Raja Dogor
- Raja Siponot
- Raja Sijanggut ni Huting
Keempat kelompok ini terus menjaga ikatan persaudaraan dan menjunjung tinggi nilai-nilai adat Batak.
Hubungan dengan Marga Turunan Tuan Dibangarna
Marga Panjaitan memiliki hubungan darah yang sangat erat dengan marga-marga turunan Tuan Dibangarna lainnya, yakni Silitonga, Siagian, dan Sianipar. Oleh karena itu, menurut adat Batak Toba, tidak diperbolehkan terjadi pernikahan antar marga turunan Tuan Dibangarna, demi menjaga kesucian garis keturunan. Namun, dalam sejarahnya, praktik pernikahan sesama marga ini sempat terjadi di wilayah seperti Balige dan Sipahutar akibat keterbatasan marga asing, walau kini telah dianggap tabu.
Karena merupakan anak sulung Tuan Dibangarna, marga Panjaitan mendapat penghormatan tertinggi di antara keturunan lainnya. Sesuai adat partuturan, anggota marga lain dari turunan Tuan Dibangarna harus memanggil “abang” atau “kakak” kepada marga Panjaitan, tanpa memandang usia.
Hulahula dan Padan Marga
Raja Panjaitan menikah dengan boru Hasibuan, sehingga seluruh marga Panjaitan memandang marga Hasibuan sebagai Hulahula (mata ni ari binsar).
Keturunan Panjaitan juga memiliki ikatan Padan (janji adat) dengan tiga marga, yaitu:
- Manullang
- Sibuea
- Sinambela
Ikatan ini melarang adanya pernikahan antara marga Panjaitan dan ketiga marga tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap perjanjian leluhur.
Tokoh Terkenal Bermarga Panjaitan
Banyak tokoh nasional dan publik figur berasal dari marga Panjaitan, di antaranya:
- Luhut Binsar Panjaitan – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI
- Basaria Panjaitan – Pimpinan KPK perempuan pertama
- Todung Mulya Lubis Panjaitan – Pengacara senior dan diplomat
- Sintong Panjaitan – Jenderal TNI (Purn), tokoh militer Indonesia
- Hinca Panjaitan – Politikus dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat
- Sturman Panjaitan – Anggota DPR dan tokoh masyarakat Batak
- Christine Panjaitan – Penyanyi pop tahun 1980-an
- Astrid Tiar Yosephine Panjaitan – Aktris dan presenter
- Benny Panjaitan – Musisi legendaris dari Panjaitan Bersaudara
- Marina Tesela Panjaitan, Robin Panjaitan, Paulus Panjaitan, dan lainnya – Tokoh di berbagai bidang
Marga Panjaitan adalah bagian dari warisan luhur suku Batak Toba yang menjunjung tinggi nilai adat, sejarah, dan kekerabatan. Dengan tetap menjaga tarombo dan hubungan antar-marga, keturunan Panjaitan terus menjadi bagian penting dalam perjalanan budaya Batak hingga hari ini.