Mengenal tradisi Mangupa Upa.
Mengenal tradisi Mangupa Upa (Detikcom).
Beranda Budaya Mengenal Mangupa Upa, Tradisi Sakral Dari Tanah Batak
Budaya

Mengenal Mangupa Upa, Tradisi Sakral Dari Tanah Batak

Bagikan

Horas!

Dongan BK, Mangupa Upa merupakan salah satu tradisi adat yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakat Batak di Sumatera Utara. Tradisi ini berfungsi sebagai ungkapan doa dan petuah dari para orang tua atau sesepuh kepada seseorang yang sedang menjalani peristiwa penting dalam hidupnya. Secara umum, Mangupa Upa bisa disamakan dengan prosesi syukuran atau selamatan, tetapi memiliki unsur khas budaya Batak yang menjadikannya unik.

Makna dan Tujuan Mangupa Upa

Selain sebagai bentuk ungkapan syukur dan doa, Mangupa Upa juga memiliki makna yang lebih dalam, yakni mempererat hubungan kekeluargaan dalam masyarakat Batak. Tradisi ini menjadi ajang bagi sanak saudara dari berbagai generasi untuk saling mengenal dan menjaga silaturahmi.

Mangupa Upa biasanya dilakukan dalam berbagai momen penting, seperti pernikahan, kelahiran, menempati rumah baru, keberangkatan atau kepulangan dari kampung halaman, serta saat seseorang hendak memulai atau menyelesaikan pekerjaan yang berat. Dalam beberapa kasus, tradisi ini juga dijalankan sebagai ungkapan rasa syukur atas peristiwa yang telah terjadi atau sebagai permohonan perlindungan agar terhindar dari kejadian buruk di masa depan.

Dua Jenis Mangupa Upa dalam Budaya Batak

Prosesi Mangupa Upa dalam adat Mandailing.
Prosesi Mangupa Upa dalam adat Mandailing | @upa_upajakarta (Instagram)

Secara umum, ada dua varian utama dari Mangupa Upa, yaitu Mangupa Upa dalam adat Batak Toba dan Mangupa Upa dalam adat Mandailing. Meskipun memiliki perbedaan dalam pelaksanaan, inti dari kedua tradisi ini tetap sama, yaitu mengungkapkan rasa syukur serta memberikan doa dan petuah kepada individu yang bersangkutan.

  1. Mangupa Upa dalam Adat Batak Toba
    Dalam tradisi Batak Toba, salah satu prosesi Mangupa Upa yang sering dilakukan adalah pada acara pernikahan. Salah satu elemen utama dalam prosesi ini adalah penyajian ikan mas arsik, makanan khas Batak yang memiliki makna mendalam. Ikan mas melambangkan harapan agar pasangan pengantin hidup dalam kebahagiaan, saling menyayangi, dan dikaruniai anak yang banyak serta cerdas.Dalam upacara ini, orang tua dan sesepuh akan mengelilingi makanan tersebut dan menyentuhnya sebagai bentuk doa. Jika ada yang tidak dapat menyentuh langsung ikan mas, mereka cukup menyentuh orang yang melakukannya, sehingga ritual tetap berlangsung tanpa terputus hingga semua yang hadir mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi.
  2. Mangupa Upa dalam Adat Mandailing
    Berbeda dengan Batak Toba, masyarakat Mandailing memiliki sajian yang lebih beragam dalam Mangupa Upa, terutama dalam prosesi pernikahan. Makanan yang disajikan biasanya terdiri dari sirih, beras, daun pisang sitabar, ikan, daging kambing, telur ayam, dan garam, yang masing-masing memiliki simbolik tersendiri:

    Sirih dan kapur melambangkan sukacita dan kebijaksanaan.
    Beras menjadi simbol kemampuan pasangan untuk membedakan kebaikan dan keburukan.
    Daun pisang sitabar menandakan bahwa pernikahan cukup dilakukan sekali seumur hidup.
    Ikan melambangkan keselarasan dan keharmonisan tanpa konflik.
    Daging kambing merepresentasikan keperkasaan dan keteguhan hati.
    Telur ayam mencerminkan sumber kehidupan.
    Garam bermakna bahwa pasangan harus dapat memberi manfaat bagi orang di sekitarnya.Semua makanan ini nantinya akan disuapkan kepada kedua mempelai sebagai simbol doa dan restu dari keluarga.

Mangupa Upa dalam Kehidupan Masyarakat Batak Modern

Walaupun Mangupa Upa merupakan tradisi yang berasal dari Sumatera Utara, pelaksanaannya tidak terbatas hanya di daerah asalnya. Masyarakat Batak yang telah merantau ke berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri tetap mempertahankan tradisi ini sebagai bagian dari identitas budaya mereka.

Di masa lalu, masyarakat Mandailing menyebut prosesi ini sebagai “paulak tondi tu bagas,” yang bermakna mengembalikan roh atau semangat ke dalam tubuh seseorang setelah mengalami peristiwa tertentu. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya keyakinan masyarakat Batak terhadap hubungan antara manusia, leluhur, dan Sang Pencipta.

Sebagai warisan budaya yang penuh makna, Mangupa Upa bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kehidupan, kebersamaan, dan spiritualitas dalam masyarakat Batak. Keberadaannya hingga saat ini mencerminkan betapa pentingnya menjaga tradisi agar tetap hidup dan terus diwariskan kepada generasi mendatang.

Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
Mengenal ritual Sibiangsa, peninggalan Batak Kuno.
Budaya

Sibiangsa, Jejak Kelam Senjata Magis dari Tanah Batak

Horas! Dongan BK, masyarakat Batak dikenal memiliki kekayaan tradisi dan budaya yang...

Monumen atas Tragedi Lobu Pining, wafatnya martir Lyman & Munson.
Budaya

Tragedi Lobu Pining, Dua Misionaris Amerika yang Gugur di Tanah Batak

Horas! Dongan BK, pernahkah klean mendengar nama Munson dan Lyman? Dua orang...

Prosesi mangulosi Batak Toba (@sasada_pictures/Instagram).
Budaya

Tata Cara Pemberian Ulos dalam Adat Batak

Pemberian ulos ini sakral, sehingga tidak bisa dilakukan sembarangan.

Ilustrasi pasangan Batak yang berbahagia (Samidin Yabes/unsplash.com).
Budaya

Martandang, Tradisi PDKT Romantis dalam Budaya Batak

Masyarakat Batak memiliki cara unik dalam menjalin hubungan asmara hingga menemukan pasangan...