Horas!
Ruang Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menjadi panggung penting bagi Indonesia. Untuk pertama kalinya sejak menjabat, Presiden RI Prabowo Subianto hadir langsung menyampaikan pidato di forum internasional tersebut pada Selasa (23/9/2025).
Prabowo mendapat kesempatan istimewa dengan berbicara pada sesi pertama Debat Umum dan menempati urutan ketiga, tepat setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kehadiran ini menandai kembalinya Indonesia ke panggung diplomasi dunia, setelah satu dekade terakhir hanya diwakili secara daring maupun oleh pejabat setingkat menteri.
Posisi berbicara Prabowo juga menjadi sejarah tersendiri, sebab Indonesia jarang mendapat giliran di urutan awal yang dianggap prestisius dalam Sidang Majelis Umum PBB.
1. Mengingatkan Dunia soal Luka Kolonialisme
Dalam pidatonya, Prabowo membuka dengan kisah penderitaan panjang bangsa Indonesia di bawah penjajahan. Ia menegaskan bahwa kolonialisme hanya meninggalkan luka, ketidakadilan, dan keterbelakangan. Namun, ia juga menekankan bahwa dukungan dunia internasional dulu menjadi bagian penting dari perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan.
2. Menegaskan Peran Sentral PBB
Prabowo kembali menggarisbawahi pentingnya multilateralisme dan posisi PBB sebagai penjaga perdamaian global. Menurutnya, menyerah pada pesimisme bukanlah pilihan. Ia menekankan bahwa kerja sama internasional adalah kunci menghadapi tantangan zaman, dari konflik hingga krisis kemanusiaan.
3. Pencapaian Swasembada Beras Indonesia
Presiden Prabowo juga memamerkan capaian baru Indonesia yang berhasil swasembada beras dan bahkan mengekspor hingga memberi bantuan ke Palestina. Ia menekankan bahwa pangan bukan sekadar komoditas, melainkan simbol kedaulatan, stabilitas, dan keadilan sosial.
4. Desakan Reformasi Tata Kelola Global
Prabowo menyoroti ketimpangan struktur global yang masih didominasi negara besar. Ia menyerukan reformasi agar lembaga internasional lebih inklusif dan memberi ruang bagi negara berkembang, terutama dari kawasan Global South, dalam pengambilan keputusan penting dunia.
5. Tawaran 20.000 Pasukan Perdamaian
Dalam komitmen nyata untuk menjaga perdamaian, Prabowo menawarkan kontribusi hingga 20.000 pasukan perdamaian Indonesia untuk mendukung misi PBB. Tawaran ini melanjutkan tradisi Indonesia sebagai salah satu kontributor utama pasukan penjaga perdamaian di dunia.
6. Dukungan pada Solusi Dua Negara
Menutup pidatonya, Prabowo menegaskan sikap Indonesia mendukung solusi dua negara bagi penyelesaian konflik Israel–Palestina. Menurutnya, perdamaian sejati hanya terwujud bila kemerdekaan Palestina diakui sekaligus keamanan Israel dihormati. Ia juga mengingatkan dunia agar tidak menutup mata terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.