Horas!
Dongan BK, pendiri Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI), Johnson Sotarduga Panjaitan, berpulang pada usia 59 tahun pada Minggu, 26 Oktober 2025, sekitar pukul 07.30 WIB. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh PBHI melalui unggahan di akun Instagram resminya.
“Telah berpulang ke pangkuan Bapa di Surga, Johnson Sotarduga Panjaitan—yang kami kenal dengan panggilan Bang Johnson—pada 26 Oktober 2025 pukul 07.30 WIB,” tulis PBHI dalam pernyataannya.
Kepergian Johnson Panjaitan meninggalkan duka mendalam di kalangan aktivis hak asasi manusia, pengacara publik, dan rekan-rekan seperjuangannya yang mengenalnya sebagai figur tangguh dalam memperjuangkan keadilan bagi rakyat kecil.
Sempat Kritis Akibat Pendarahan Otak
Kabar mengenai penyebab wafatnya Johnson juga disampaikan oleh Usman Hamid, aktivis senior sekaligus Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia. Dalam unggahan di akun media sosialnya, Usman menulis bahwa Johnson sempat mengalami pendarahan pada saraf otak dan dalam kondisi kritis selama beberapa hari sebelum menghembuskan napas terakhir.
“Rest In Peace. Pernah memimpin @pbhi_nasional, Johnson Panjaitan dikabarkan mengalami pendarahan pada saraf otak dan kritis selama 4-5 hari terakhir hingga dini hari tadi,” tulis Usman.
Pejuang HAM yang Tak Pernah Mundur
Usman juga mengenang Johnson sebagai sosok aktivis dan advokat yang berani, teguh, dan berintegritas tinggi dalam membela korban pelanggaran HAM di Indonesia. Menurutnya, Johnson tidak hanya seorang pengacara, tetapi juga seorang pejuang moral yang menjadikan keadilan sebagai prinsip hidupnya.
“Semasa memimpin PBHI, kantornya pernah digeruduk dan mobilnya ditembak,” ungkap Usman.
“Namun semua teror itu tidak pernah menciutkan nyalinya dalam melawan ketidakadilan. Dia mencintai keadilan — adil kepada korban, adil kepada kawan.”
Warisan Perjuangan untuk Generasi Muda
Johnson Panjaitan dikenal luas di kalangan aktivis hukum sejak era reformasi. Melalui PBHI, ia turut memperjuangkan hak-hak korban pelanggaran HAM, masyarakat miskin, dan kelompok marjinal yang sering tidak mendapat akses keadilan. Dedikasinya menginspirasi banyak generasi muda pengacara dan pegiat HAM untuk tidak gentar bersuara demi kebenaran.
PBHI yang ia dirikan menjadi salah satu lembaga bantuan hukum yang aktif dalam advokasi isu-isu penting, mulai dari penegakan hukum, demokrasi, hingga hak sipil. Dalam setiap langkah perjuangannya, Johnson dikenal tidak kompromi terhadap ketidakadilan dan selalu menempatkan nurani sebagai pedoman utama dalam praktik hukumnya.
Jejak dan Kenangan
Hingga akhir hayatnya, Johnson Panjaitan tetap dikenal sebagai sosok yang rendah hati namun tegas. Ia kerap hadir di berbagai forum publik, memberikan pandangan kritis terhadap kebijakan pemerintah, sekaligus menegaskan pentingnya supremasi hukum.
Kepergiannya meninggalkan kekosongan besar di dunia advokasi hukum Indonesia. Namun, semangat dan idealismenya akan terus hidup melalui karya dan perjuangan yang telah ia torehkan.
Selamat jalan, Bang Johnson. Jejak keberanian dan ketulusanmu akan selalu menjadi inspirasi bagi mereka yang terus memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan.


