Kolang-Kaling Tapsel Tembus Ekspor Asia, Vietnam Jadi Pelanggan Utama.
Kolang-Kaling Tapsel Tembus Ekspor Asia, Vietnam Jadi Pelanggan Utama.
Beranda Berita Kolang-Kaling Tapsel Tembus Ekspor Asia, Vietnam Jadi Pelanggan Utama
Berita

Kolang-Kaling Tapsel Tembus Ekspor Asia, Vietnam Jadi Pelanggan Utama

Bagikan

Horas!

Dongan BK, kolang-kaling asal Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara, kini resmi merambah pasar ekspor Asia, dengan Vietnam, Filipina, dan Thailand sebagai negara tujuan utama. Olahan dari buah aren (Arenga pinnata) ini telah menjadi komoditas andalan daerah sekaligus penyumbang devisa bagi Indonesia.

Produk tersebut diolah dan dipasarkan oleh Koperasi Pemasaran Bona Ni Asar, yang selama dua tahun terakhir rutin mengekspor ke Vietnam. Permintaan cenderung meningkat, terutama menjelang bulan Ramadhan.

Kepala Satgas Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Wilayah Sumut, La Ode Karsid, mengapresiasi capaian tersebut. Menurutnya, LPDB siap memberikan dukungan melalui program inkubator, pelatihan, fasilitasi pembiayaan, hingga membantu perluasan jaringan pemasaran.

“Ini membuktikan bahwa visi Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ekonomi desa mulai terwujud. Kolang-kaling Tapanuli Selatan kini tak hanya menguasai pasar lokal, tapi juga mampu bersaing di kancah internasional,” ujarnya.

Manajer unit usaha Koperasi Bona Ni Asar, Muhammad Soum Hutasuhut, menyebut keberhasilan ekspor ini lahir dari sinergi antara koperasi, kelompok tani, pelaku UMKM, dan pemerintah daerah.

Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Tapsel, Novita Sari Wahyuni, berharap ke depan para petani bisa bertransaksi langsung dengan pembeli luar negeri tanpa perantara. “Kami ingin kolang-kaling Tapsel tetap eksis di pasar Asia dan menjadi ikon ekonomi daerah,” kata Novita.

Pengiriman ekspor ke Vietnam pada 7 Agustus 2025 sebanyak 20 ton dilakukan secara seremonial, dihadiri Ketua Koperasi Bona Ni Asar Faisal Reza Pardede, anggota DPRD Tapsel Dapil Sipirok–Angkola Timur Depri Siregar, sejumlah pejabat daerah, dan tokoh koperasi.

Aktivis lingkungan dari Yayasan Sipirok Lestari, Amri Yasin Nasution, menambahkan bahwa industri kolang-kaling memberi dampak ekonomi signifikan bagi warga. Mulai dari pemanenan, pengupasan, hingga pengolahan, prosesnya menyerap banyak tenaga kerja lokal sehingga membantu mengurangi pengangguran.

Pemerintah daerah berharap kesuksesan ini menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi desa, meningkatkan daya beli masyarakat, dan memperkuat posisi kolang-kaling Tapsel di pasar global.

Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
Sempat Hilang Kontak, Wali Kota Sibolga Bertahan 4 Hari di Tengah Banjir.
Berita

Sempat Hilang Kontak, Wali Kota Sibolga Bertahan 4 Hari di Tengah Banjir

Horas! Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengkonfirmasi bahwa Wali Kota Sibolga, Akhmad...

Gubernur Sumatera Utara Tetapkan Darurat Bencana Selama 14 Hari.
Berita

Gubernur Sumatera Utara Tetapkan Darurat Bencana Selama 14 Hari

Horas! Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, resmi menetapkan status darurat bencana di...

BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumut, Warga Diminta Waspada.
Berita

BMKG Ingatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Aceh dan Sumut, Warga Diminta Waspada

Horas! Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini terkait...

Duka Bencana Beruntun di Sumut, 11 Kabupaten Dihantam Banjir hingga Longsor.
Berita

Duka Bencana Beruntun di Sumut, 11 Kabupaten Dihantam Banjir hingga Longsor

Horas! Gelombang bencana hidrometeorologi melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara selama tiga...