Horas!
Dongan BK, Alame adalah salah satu jenis dodol khas Mandailing yang berwarna hitam dan memiliki cita rasa manis serta tekstur yang lengket. Makanan tradisional ini dibuat dari bahan utama seperti gula merah, tepung ketan, dan santan kelapa yang dimasak hingga mengental.
Menurut informasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, nama “Alame” atau “Ulame” berasal dari bahasa Mandailing yang merujuk pada kelapa dan santan, yang merupakan bahan utama dalam proses pembuatannya. Selain sebagai hidangan lezat, Alame juga memiliki makna filosofis bagi masyarakat Mandailing, yaitu melambangkan eratnya kebersamaan dan persahabatan.
Tradisi pembuatan Alame umumnya dilakukan saat bulan Ramadan serta perayaan Idulfitri. Dodol ini kerap disajikan sebagai hidangan spesial dalam berbagai perayaan dan juga dijadikan sebagai hadiah yang melambangkan kedekatan hubungan antarindividu.
Popularitas Hingga ke Mancanegara
Sejak tahun 2008, Alame telah dikenal hingga ke Malaysia setelah keikutsertaannya dalam Pameran Pekan Raya di Kenegaraan Pulau Pinang. Dalam acara tersebut, Alame menjadi salah satu perwakilan kuliner khas Sumatera Utara yang menarik perhatian banyak orang.
Proses Pembuatan Alame

Bahan-Bahan:
- 7 kg tepung beras ketan
- 3,5 kg tepung terigu
- 11 kg gula aren
- 6 kg santan kelapa
Cara Pembuatan:
- Campurkan tepung beras ketan, irisan gula merah, santan cair, dan sedikit garam dalam panci besar. Masak dengan api sedang hingga mengental.
- Tambahkan santan kental dan gula pasir ke dalam adonan. Aduk terus hingga mengental, kurang lebih selama 3,5 jam.
- Setelah matang, tuangkan adonan di atas tampah besar yang sudah dialasi dengan kertas minyak. Olesi permukaannya dengan minyak goreng agar tidak lengket, lalu biarkan hingga dingin.
- Setelah dingin, bentuk adonan sesuai selera. Bisa digulung hingga membentuk silinder atau dipotong seperti dodol pada umumnya. Dari takaran bahan di atas, dapat dihasilkan sekitar 100 bungkus Alame.
Dodol Alame yang telah matang biasanya dikemas dengan cara berbeda di setiap daerah. Beberapa masyarakat mengemasnya dengan plastik, sementara di tempat lain, dodol ini dibungkus menggunakan sumpit atau daun pandan agar lebih autentik.
Alame tidak hanya menjadi bagian dari kekayaan kuliner Mandailing, tetapi juga menjadi salah satu kuliner warisan yang terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi Anda yang ingin mencoba membuatnya, resep ini bisa menjadi panduan untuk mencicipi kelezatan dodol khas Mandailing langsung dari dapur sendiri.