Horas!!
Pada acara adat Batak ada beberapa jenis makanan dan minuman yang secara tersirat harus ada dan disediakan oleh penyelenggara acara adat tersebut. Salah satunya adalah tuak.
Tuak merupakan sejenis minuman beralkohol yang identik dengan minuman khas suku Batak di Sumatera Utara.
Menurut beberapa sumber, Tuak ini ternyata memiliki beberapa khasiat yang diklaim dapat menyembuhkan beberapa penyakit, seperti penyakit ginjal.
Wah, apasih sebenarnya Tuak itu dan bagaimana cara membuatnya? Simak selengkapnya dibawah ini, ya Dongan BK!
Tuak dari Seluruh Wilayah Indonesia
Bagi Dongan BK, Tuak pasti bukan hal yang asing lagi, kan? Pasalnya, tuak merupakan minuman yang sering ditemukan saat perayaaan atau acara adat Batak. Bahkan, tuak juga dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari, Dongan BK!
Biasanya, Dongan BK akan menghabiskan hari dengan menikmati minum tuak di Lapo Tuak sambil bernyanyi atau bercengkrama dengan Dongan BK lainnya.
Namun, tahukah Dongan BK bahwa ternyata tuak juga ada di daerah lain lho seperti di daerah Lombok, Bali, dan Madura.
Lalu, darimana sih sebenarnya tuak ini berasal?
Tuak dibuat dari hasil fermentasi beras ketan yang telah ditambah ragi. Ragi memiliki enzim yang dapat mengubah gula menjadi alkohol, sehingga sangat cocok untuk membuat Tuak.
Cara membuat tuak adalah pertama-tama rebus air dan juga gula, kemudian dibiarkan dingin.
Setelah itu, campuran air dan gula tadi ditambahkan ke dalam campuran beras ketan dan ragi. Biasanya, proses pembuatan tuak dari beras ketan ini selalu dalam skala dan volume yang besar.
Selain itu, tuak juga dapat dibuat dari hasil sulingan nira aren dan kelapa, serta hasil fermentasi buah-buah.
Rasa dan kandungan alkohol yang dihasilkan juga akan berbeda, tergantung bahan dasar pembuat tuak dan campurannya. Biasanya, alkohol yang terkandung mulai dari 5 hingga 20 persen.
Rasa yang dihasilkan pada umumnya adalah manis dan sangat manis, tergantung dari seberapa banyak gula yang digunakan. Jika tuak yang kelen konsumsi asam, berarti kualitasnya sedikit buruk, karena bakteri lain berhasil masuk dan menghasilkan asam laktat.
Tuak di Tanah Batak
Nah, untuk tuak yang biasa diminum oleh Halak Hita, biasanya terbuat dari enau atau aren atau dalam bahasa Batak disebut dengan Bagot.
Ternyata proses pembuatannya memakan waktu yang cukup lama. lho Dongan BK!
Pertama-tama, penyadap tuak (atau disebut juga paragat) akan memukul tandan atau batang bagot dengan alat dari kayu selama beberapa minggu. Alat dari kayu ini disebut balbal-balbal atau dalam bahasa Indonesia berarti “pukul-pukul”
Setelah dipukul-pukul selama beberapa minggu, kemudian tandan ini akan dipotong oleh paragat dan ujungnya dibungkus dengan kapur sirih atau keladi tumbuk.
Setelah 2 atau 3 hari kemudian, air nira akan keluar dari bagot dan inilah yang ditampung oleh paragat.
Biasanya, parbagot akan menampung air nira ini pada pagi dan sore hari.
Sebelum dimasukkan ke dalam bak tuak, paragat harus menguji dan mencoba rasa tuak itu terlebih dahulu. Jika rasanya bagus, maka tuaknya akan dimasukkan ke dalam raru, yaitu sejenis bak penyimpanan tuak yang terbuat dari kulit kayu.
Dari sana kemudian air nira keluar dan ditampung. Biasanya, paragat akan menyadap tuak dua kali sehari pada pagi dan sore. Bagi tuak yang ditampung pagi hari akan dikumpulkan di rumah paragat. Setelah itu, paragat menguji rasa tuak tersebut, apabila rasanya bagus maka paragat memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu yang disebut raru.
Nah, dari sinilah asal muasal dan cara pembuatan tuak yang rasanya enak.
Ternyata selain memiliki rasa yang enak, tuak diklaim memiliki beberapa khasiat lho.
Beberapa diantaranya dipercaya dapat mengatasi penyakit ginjal, meningkatkan kemampuan visual dan juga meningkatkan produksi ASI.
Pada wanita yang baru saja melahirkan, tuak dipercaya dapat mempercepat pemulihan pasca melahirkan
Woooow!! Keren banget ya, Dongan BK! Kelen pernah coba tuak yang terbuat dari apa nih, Dongan BK? Semoga artikel hari ini bermanfaat buat kelen, ya!