Horas!
Dongan BK, Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia, Ingrid Siburian, menegaskan bahwa penambahan zat aditif pada bahan bakar dengan RON 90 tidak akan meningkatkan angka oktan menjadi RON 92. Menurutnya, zat tersebut hanya berfungsi untuk meningkatkan kualitas bahan bakar tanpa mengubah spesifikasi oktannya. Hal ini disampaikan Ingrid dalam rapat bersama Komisi VII DPR RI di Senayan, Jakarta, pada Rabu (26/2/2025).
Profil Ingrid Siburian, Wanita Dengan Karier Cemerlang di Shell Indonesia
Sejak 1 Juli 2022, Ingrid Siburian menjabat sebagai Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia. Selain peran utamanya, ia juga menjabat sebagai Direktur Shell Mobility Indonesia, yang bertanggung jawab atas ekspansi bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Shell di seluruh negeri.
Ingrid memulai kariernya di Shell pada tahun 2008 sebagai Network Planning Manager untuk bisnis Mobility. Ia kemudian mendapat penugasan di Global Network Center of Excellence di London, Inggris. Pada akhir 2014, ia kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Vice President Network untuk Indonesia, Singapura, dan Hongkong. Dalam perannya ini, Ingrid berhasil mempercepat pertumbuhan jaringan SPBU Shell di ketiga negara tersebut serta mengoptimalkan jaringan pasar yang sudah ada.
Pada tahun 2021, ia mengambil peran tambahan sebagai Wakil Direktur Shell Mobility Indonesia, bertanggung jawab atas implementasi strategi ekspansi SPBU di Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang strategi dan operasional, Ingrid telah berkontribusi besar bagi pertumbuhan Shell Indonesia.
Ingrid Siburian meraih gelar sarjana di bidang Pemasaran dari University of Oregon dan melanjutkan pendidikan masternya di bidang Keuangan di universitas yang sama. Sebelum bergabung dengan Shell, ia telah memiliki pengalaman kerja di berbagai industri dengan lingkup nasional maupun internasional.
Menanggapi Kelangkaan BBM, Apakah Faktor Perizinan Jadi Kendala?

Pada Januari 2025, Shell Indonesia mengalami kekosongan stok di seluruh SPBU-nya. Ingrid menjelaskan bahwa keterlambatan ini disebabkan oleh kendala dalam rantai pasok, yang berada di luar kendali perusahaan.
Shell telah mengajukan permohonan neraca komoditas untuk tahun 2025 sejak September 2024 sebagai dasar persetujuan impor. Namun, meski telah melakukan komunikasi intensif dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tetap diperlukan waktu untuk memproses distribusi BBM.
Ingrid juga menyoroti bahwa proses impor BBM membutuhkan beberapa tahapan penting, termasuk persiapan kapal, bongkar muat di terminal, pengujian kualitas, dan distribusi ke SPBU, yang secara keseluruhan memakan waktu sekitar 20 hari.
Sebagai pemimpin Shell Indonesia, Ingrid Siburian memainkan peran krusial dalam memastikan kelancaran operasional perusahaan di tengah tantangan industri. Keberaniannya dalam membongkar fakta terkait BBM oplosan dan keterbukaan mengenai kendala rantai pasok menunjukkan dedikasi serta kepemimpinan yang solid dalam industri energi.