Makna mandok hata sebagai rekonsiliasi sosiologis.
Makna mandok hata sebagai rekonsiliasi sosiologis.
Beranda Budaya Makna Mandok Hata Sebagai Rekonsiliasi Sosiologis
Budaya

Makna Mandok Hata Sebagai Rekonsiliasi Sosiologis

Bagikan

Horas!

Dongan BK, setiap pergantian tahun, biasanya orang Batak Toba mengadakan tradisi yang dinamakan mandok hata. Tradisi ini adalah bentuk komitmen untuk menjalani tahun berikutnya dengan lebih baik.

Komitmen itu dinyatakan orang Batak dengan dua bentuk rekonsiliasi di malam tahun baru

Pertama, rekonsiliasi teologis, mengakui dan menyesali segala dosa atau kesalahan setahun lalu di hadapan Tuhan. Lalu berjanji untuk mengubah cara hidup di tahun mendatang.  Meninggalkan dalan naburuk,  “jalan lama” untuk kemudian menempuh dalan naimbaru, “jalan baru”.

Kedua, rekonsialisasi sosiologis, mengakui dan menyesali segala kesalahan dan kelemahan diri setahun lalu di hadapan keluarga. Lalu berjanji memperbaiki perilaku di tahun yang baru, dalam interaksi dan komunikasi dengan anggota keluarga. Meninggalkan keburukan dengan berlalunya tahun lama, menapaki kebaikan di tahun yang baru.

Mandok Hata Sebagai Rekonsiliasi Sosiologis

Rekonsiliasi sosiologis semacam itu dikenal sebagai tradisi mandok hata, menyampaikan perkataan, di malam Tahun Baru. Prakteknya, tepat pukul 00.00 seluruh anggota keluarga besar duduk melingkar di ruang tengah rumah. Kepala keluarga lalu memimpin doa syukur, dilanjutkan dengan acara mandok hata. Nanti ditutup dengan nasihat kepala keluarga, lalu doa rekonsiliasi dan pengharapan akan kehidupan yang lebih baik dan harmonis.

Tradisi mandok hata itu semacam praktek demokrasi dalam keluarga Batak. Setiap anggota keluarga, lazimnya dimulai dari yang tertua, menyampaikan evaluasi diri. Mengakui kesalahan dan kelalaian, dalam perbuatan dan perkataan,  dalam interaksi setahun dengan anggota keluarga lainnya. Termasuk di sini menumpahkan segala unek-unek. Pengakuan itu ditutup dengan permintaan maaf dan janji untuk memperbaiki diri pada tahun yang baru.

Begitulah orang Batak melakukan rekonsiliasi teologis dan sosiologis setiap tahun. Suatu proses yang secara manifes tampak sebagai rangkaian perataan Natal dan Tahun Baru

Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
Menyusuri Jejak Sejarah Suku Batak Simalungun.
Budaya

Menyusuri Jejak Sejarah Suku Batak Simalungun

Horas! Dongan BK, Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara tidak hanya dikenal dengan...

“Palum” dari Bahasa Batak Pakpak Resmi Masuk KBBI.
Budaya

“Palum” dari Bahasa Batak Pakpak Resmi Masuk KBBI, Jadi Lawan Kata “Haus”

Horas! Dongan BK, Bahasa Indonesia kembali mengalami perkembangan dengan masuknya kosakata baru...

Mengapa Daging Babi Sering Dikonsumsi dalam Tradisi Adat Batak?
Budaya

Mengapa Daging Babi Sering Dikonsumsi dalam Tradisi Adat Batak

Horas! Dongan BK, daging babi telah menjadi bagian penting dalam tradisi kuliner...

Debata Mulajadi Na Bolon, Teologi Leluhur Batak dan Keagungan Tritunggal Ilahi.
Budaya

Debata Mulajadi Na Bolon, Teologi Leluhur Batak dan Keagungan Tritunggal Ilahi

Horas! Dongan BK, orang Batak telah mengenal konsep ketuhanan yang tinggi dan...