Horas!
Dongan BK, lagu “Ojo Dibandingke”, karya penyanyi sekaligus pencipta lagu Abah Lala, pernah mencuri perhatian publik setelah dinyanyikan oleh Farel Prayoga dalam perayaan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Negara, Jakarta. Momen tersebut terasa istimewa karena Farel berhasil membuat Presiden Joko Widodo beserta jajaran menteri ikut bergoyang menikmati alunan musik dangdut koplo khas Jawa Timuran.
Kesuksesan itu ternyata memberi inspirasi baru bagi dunia musik daerah. Walden Production, sebuah label dan manajemen artis, kemudian menggagas sebuah proyek unik: menghadirkan “Ojo Dibandingke” dalam versi Batak.
Rifega Trio, Talenta Muda dari Tanah Batak
Dalam pencariannya, Walden Production menemukan tiga remaja berbakat berusia 14 tahun asal Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Mereka adalah Ricardo Silaban, Tiger Silaban, dan Febri Silaban. Ketiganya berasal dari Kecamatan Sorkam, Tapanuli Tengah, salah satu daerah paling ujung di Sumut.
Melihat potensi yang mereka miliki, Walden Production membentuk mereka menjadi sebuah grup vokal dengan nama Rifega Trio. Kehadiran Rifega Trio diharapkan bisa menjadi wajah baru musik Batak yang sanggup menembus industri musik nasional.
Sentuhan Musik Batak Toba dan Dangdut Koplo
Proyek ini semakin menarik karena melibatkan Ricky Hutagaol The Miska sebagai produser musik. Ia dipercaya untuk memadukan unsur musik tradisional Batak Toba dengan arransemen dangdut koplo khas Jawa Timur. Hasilnya diharapkan melahirkan warna musik yang segar, unik, dan mampu menjangkau generasi muda lintas daerah.
“Melalui project ini, kami ingin Rifega Trio ikut meramaikan industri musik Indonesia serta membawa identitas baru bagi musik Batak Toba. Harapannya, karya ini bisa diterima tidak hanya oleh masyarakat Batak, tetapi juga penikmat musik di seluruh Indonesia,” tulis Walden Production dalam keterangan resminya.
Misi Menemukan Bakat-Bakat Baru
Tak berhenti sampai di situ, Walden Production bersama Ricky Hutagaol juga berencana terus mencari talenta muda berbakat dari Tanah Batak. Tujuannya adalah memberi ruang bagi generasi baru untuk berkarya, baik dalam lingkup musik Batak Toba maupun di kancah musik nasional.
Proyek “Ojo Dibandingke” versi Batak menjadi pembuka jalan, sekaligus bukti bahwa musik daerah bisa dipadukan dengan tren populer tanpa kehilangan identitasnya. Dengan langkah ini, Rifega Trio diharapkan dapat menjadi inspirasi bahwa anak-anak dari pelosok daerah pun bisa tampil di panggung besar industri musik Indonesia.