Horas!
Dongan BK, selama ini batik sering menjadi kain tradisional yang paling dikenal masyarakat. Namun, Indonesia memiliki begitu banyak warisan kain lain yang tak kalah indah, salah satunya ulos dari Tanah Batak, Sumatera Utara. Ulos bukan sekadar kain tenun, tetapi menyimpan makna filosofis mendalam: simbol kasih sayang, restu, dan ikatan kekerabatan.
Melihat kekayaan makna tersebut, Erfan Ucok berusaha menempatkan ulos dalam ruang yang lebih luas. Melalui brand Abitkain, ia menghadirkan tafsir baru tentang ulos, tidak hanya sebagai busana adat, tetapi juga sebagai karya mode modern yang bisa dipakai dalam berbagai kesempatan.
Cinta pada Ulos Jadi Fondasi Abitkain
Abitkain lahir pada 1 September 2015 dengan semangat sederhana: kecintaan Erfan terhadap budaya Batak, terutama ulos. Baginya, setiap helai ulos mengandung doa dan cerita perjalanan hidup manusia. Dalam perjalanannya, ia semakin yakin bahwa ulos bisa melintasi batas etnis, menjadi bagian dari siapa saja yang ingin merayakan identitas dan keindahan budaya.
Satu Dekade, Langkah Lebih Panjang
Menandai 10 tahun kiprahnya, Erfan berharap Abitkain dapat membawa ulos terus hidup lintas generasi dan hadir di panggung global. Ia percaya kain tradisional tak hanya milik satu komunitas, melainkan milik semua orang yang ingin merawat warisan dan sekaligus mengekspresikan diri melalui fashion.
Dari UMKM ke Pasar Global
Sebagai pelaku UMKM, Abitkain aktif mengikuti berbagai pameran, termasuk Market Find Expo 2025 di Bali pada 5–6 September 2025. Ajang internasional ini menjadi ruang strategis untuk memperluas pasar sekaligus membuktikan bahwa produk berbasis budaya lokal mampu bersaing secara global.
Dalam rangkaian acara, Abitkain juga menggelar fashion show bertajuk “Celebrating Heritage in Modern Style”, menampilkan delapan koleksi terbaru. Koleksi ini menegaskan visi Abitkain: ulos bukan sekadar kain adat, melainkan elemen mode yang fleksibel, penuh karakter, dan relevan di dunia modern.