Horas!
Dongan BK, Masalah pengelolaan sampah di Indonesia menjadi perhatian serius, terutama dengan data terbaru yang menunjukkan bahwa sekitar 11,3 juta ton sampah tidak terkelola dengan baik setiap tahunnya.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Menanggapi situasi ini, MARTABAT (Masyarakat Tanggap dan Bersih Tanpa Sampah), sebuah inisiatif yang didukung oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, mendesak pemerintah untuk membentuk badan khusus yang fokus pada pengelolaan sampah. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi pengelolaan sampah dan memaksimalkan potensi daur ulang serta pengurangan sampah di sumbernya.
Ketua Umum DPP MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyoroti fakta tersebut sebagai salah satu krisis lingkungan yang perlu segera diatasi dengan pendekatan strategis.
Menurutnya, potensi pengelolaan sampah yang belum optimal ini justru bisa menjadi peluang besar jika ditangani dengan benar.
“Ada 113 juta ton sampah di seluruh Indonesia yang sebenarnya memiliki potensi ekonomi besar melalui pendekatan sirkular ekonomi. Namun, saat ini yang kita hadapi adalah ketidakmampuan sistem untuk memanfaatkan potensi tersebut,” ujar Tohom, Senin (27/1/2025).
Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, timbunan sampah nasional mencapai 21,1 juta ton, dengan 34,29% atau sekitar 7,2 juta ton belum terkelola dengan baik.
Sementara itu, pada tahun 2020, Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah per tahun, dengan target pengelolaan 100% pada tahun 2025.
Pembentukan badan khusus diharapkan dapat mengoordinasikan upaya pengelolaan sampah secara lebih terstruktur dan efektif, termasuk kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, sektor swasta, serta masyarakat. Dengan langkah ini, diharapkan Indonesia dapat mencapai target pengelolaan sampah yang lebih baik dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.