Horas!
Dongan BK, perjalanan meraih mimpi itu tidaklah mudah. Ada beragam jalan berliku yang menghampiri di setiap titiknya. Ini yang dialami oleh Rosita Aruan Baptiste, perempuan berdarah Batak yang menjadi Letnan Kolonel Angkatan Darat di Amerika Serikat.
Menjadi seorang perwira militer di luar negeri bukanlah pencapaian yang mudah, apalagi bagi seorang perempuan. Namun, Rosita Baptiste telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, tidak ada batasan bagi siapa pun untuk meraih mimpinya. Kini, ia menyandang pangkat Letnan Kolonel (Letkol) di Angkatan Darat Amerika Serikat, sebuah pencapaian yang menginspirasi banyak orang.
Lantas, seperti apa profil Rosita Aruan Baptiste? Yuk, kita simak berikut ini!
Latar Belakang dan Pendidikan Rosita Baptiste

Rosita Baptiste memiliki nama lengkap Rosita Aruan Orchid Baptiste. Sebelum bergabung dengan militer AS, ia menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dengan fokus pada perdagangan internasional. Selain itu, ia pernah berkarier sebagai wartawan di media ekonomi dan bisnis, menunjukkan minat dan keahliannya dalam dunia hukum dan jurnalistik sebelum akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia militer.
“Saya bergabung dengan Warta Ekonomi tahun 1997. Kemudian pindah ke Amerika tahun 2000, September. Saya pindah ke sini karena menikah tahun 2000,” ceritanya kepada VOA Indonesia.
Kecintaannya terhadap dunia jurnalistik membuat Rosita ingin kembali bekerja sebagai wartawan di Amerika Serikat. Namun, kurangnya pengalaman sebagai jurnalis di negara tersebut menjadi hambatan utama. Tidak menyerah begitu saja, ia kemudian bekerja sebagai kasir di Burger King selama tiga bulan. Meskipun toko sering kali sepi pelanggan, ia tetap menjalankan tugasnya, termasuk membersihkan meja hingga toilet, menunjukkan ketekunan dan semangat kerja keras yang tinggi.
Pengalaman Rosita Baptiste di Medan Perang

Berprofesi sebagai tentara di area perang membuat Rosita kerap mengalami pengalaman yang menegangkan dan traumatis. Dalam percakapannya di VOA Indonesia, ia menceritakan salah satu kejadian yang hampir merenggut nyawanya. Saat itu, ia berada di sebuah ruang kelas dan ingin menancapkan kabel laptop ke bawah meja. Saat menunduk, tiba-tiba ada peluru yang jatuh dari langit-langit dan menghantam meja tempatnya berada.
Menurut Rosita, semuanya terjadi berkat perlindungan Tuhan. Jika ia tidak menunduk pada saat itu, peluru tersebut kemungkinan besar akan mengenai kepalanya yang saat itu tidak memakai helm. Sebagai tentara, pengalaman menegangkan seperti ini memberikan dampak traumatis yang mendalam. Namun, ia berusaha untuk berdamai dengan kejadian tersebut, memilih untuk tidak terus-menerus memikirkannya, tetapi menjadikannya sebagai bagian dari perjalanan hidupnya.
Perjalanan Karier yang Penuh Tantangan
Rosita tidak mendapatkan posisinya secara instan. Perjalanannya menuju pangkat Letnan Kolonel dipenuhi dengan kerja keras, disiplin, dan pengorbanan. Berasal dari Indonesia, ia harus beradaptasi dengan lingkungan militer di negara asing yang memiliki sistem dan budaya yang berbeda. Sebagai seorang perempuan, ia juga menghadapi tantangan tersendiri di dunia yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Namun, semua itu tidak menghalangi langkahnya untuk terus maju.
Sejak awal, Rosita menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjalani tugasnya. Ia terus meningkatkan kemampuannya, mengikuti pelatihan intensif, serta membuktikan bahwa dirinya memiliki kapasitas dan kepemimpinan yang kuat. Kesuksesannya menjadi bukti bahwa perempuan juga memiliki peran penting dalam dunia militer.