Horas!
Gelombang bencana hidrometeorologi melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara selama tiga hari terakhir. Laporan Polda Sumut menunjukkan ada 86 kejadian banjir, longsor, pohon tumbang, hingga angin kencang yang tersebar di 11 kabupaten/kota, dengan puluhan korban meninggal dunia.
Dari data tersebut, longsor menjadi kejadian paling dominan dengan 59 kasus, disusul banjir sebanyak 21 kasus, pohon tumbang 4 kasus, dan puting beliung 2 kasus.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, mengonfirmasi data itu dan menyampaikan duka cita bagi para korban.
“Curah hujan ekstrem dalam beberapa hari terakhir memicu rentetan bencana. Total ada 72 korban, terdiri dari 24 orang meninggal dunia, 37 luka ringan, 6 luka berat, dan 5 lainnya masih dicari,” ujarnya.
Wilayah Terdampak
Sebelas daerah yang paling terdampak antara lain:
Mandailing Natal, Nias Selatan, Pakpak Bharat, Serdang Bedagai, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Nias, Tapanuli Selatan, Humbang Hasundutan, Kota Padang Sidempuan, dan Kota Sibolga.
Dari semua wilayah, Tapanuli Selatan mencatat korban terbanyak, yakni 20 kejadian bencana dengan 49 korban (12 meninggal dunia dan 34 luka ringan).
Kemudian:
- Kota Sibolga: 6 kejadian longsor, 12 korban (5 meninggal, 4 masih hilang).
- Tapanuli Tengah: 14 kejadian, 5 korban (4 meninggal dunia).
Hingga kini hujan intensitas tinggi masih mengguyur sebagian wilayah Sumut dan ketinggian air masih mencapai sekitar 1 meter di beberapa lokasi.
Untuk mempercepat penanganan, Polda Sumut menurunkan 492 personel, terdiri dari Satbrimob, Dit Samapta, Bid Dokkes, dan Bid TIK. Mereka melakukan evakuasi warga, pengamanan jalur terdampak longsor, serta pencarian 5 korban yang belum ditemukan.
Polda juga menyiapkan posko darurat dan bekerja sama dengan Pemda serta BPBD untuk menyediakan tempat pengungsian dan bantuan cepat tanggap.
Fokus Pencarian Korban
Basarnas turut meningkatkan operasi SAR di wilayah Sibolga dan Tapanuli Raya. Personel gabungan bekerja 24 jam dalam dua hari terakhir, menyisir kawasan terdampak banjir dan longsor menggunakan kendaraan darat, perahu, alat medis, komunikasi, hingga drone thermal.
Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi, mengungkapkan sejumlah tantangan seperti akses jalan terputus, gelombang laut tinggi, jaringan listrik padam, hingga gangguan telekomunikasi, membuat upaya pencarian semakin sulit.
Di Tapanuli Tengah, bencana menyebar hampir di seluruh kecamatan, termasuk Badiri, Pinangsori, Pandan, Tukka, dan Kolang. Data sementara mencatat 1.902 keluarga terdampak, dengan jumlah terbesar di Kolang mencapai 1.261 keluarga.
Di Tapanuli Selatan, banjir bandang dan longsor turut menyebabkan enam orang meninggal dunia serta menimbulkan kerusakan parah di sejumlah desa.
Sementara di Kota Sibolga, korban meninggal dunia sementara mencapai 8 orang, sementara 21 warga masih hilang.
Beberapa titik pengungsian disiapkan, seperti GOR Pandan, SMPN 5 Parombunan, RS Bhayangkara Batang Toru, serta sejumlah posko di desa-desa.
Penyebab Cuaca Ekstrem: Siklon Tropis Senyap
BMKG menyatakan cuaca ekstrem ini berkaitan dengan Siklon Tropis Senyar, yang merupakan perkembangan dari Bibit Siklon 95B sejak 21 November 2025 di Selat Malaka.
Sepekan terakhir, Sumatera Utara diguyur hujan deras berturut-turut, dengan intensitas mencapai kategori lebat hingga ekstrem. Titik tertinggi tercatat di ARG Pakkat dengan curah hujan 238,4 mm.
Kondisi tersebut diperparah oleh:
- kelembapan udara yang sangat tinggi,
- fenomena IOD negatif (bertahan hingga Desember 2025),
- gelombang atmosfer yang aktif,
yang semuanya menambah suplai uap air dan memicu hujan ekstrem.
BMKG mengingatkan potensi besar banjir bandang, longsor, angin kencang, hingga gelombang tinggi di berbagai wilayah Sumut seperti Langkat, Medan, Deli Serdang, Tapanuli, Nias, Humbahas, hingga Toba.
Respons Pemerintah Provinsi Sumut
Pemprov Sumut menurunkan tim BPBD lengkap beserta peralatan seperti perahu karet, pompa air, dongkrak angin, chainsaw, lampu darurat, hingga perangkat komunikasi Starlink.
Bantuan logistik pun disalurkan ke tujuh kabupaten/kota terdampak, berupa:
- 1 ton minyak goreng
- 500 kg gula
- 20 ribu bungkus mi instan
- 1.000 kaleng sarden
- 500 kotak teh celup
“Kami terus berkoordinasi dengan BNPB dan Gubernur juga memantau langsung proses mitigasi dan bantuan di lapangan,” kata Kepala Dinas Kominfo Sumut, Erwin Hotmansah Harahap.


