Beranda Budaya Batu Gantung, Kisah Tentang Perjodohan yang Dipaksakan
Budaya

Batu Gantung, Kisah Tentang Perjodohan yang Dipaksakan

Bagikan

Horas !

Salah satu destinasi wisata yang Dongan BK wajib kunjungi adalah Batu Gantung. Batu Gantung ini terletak di Parapat, Sumatera Utara, tepatnya di tepi Danau Toba dan tidak jauh dari Pulau Samosir.

Sama seperti namanya, Batu Gantung ini terletak menggantung pada sebuah tebing. Untuk dapat melihat objek wisata ini, Dongan BK harus menggunakan kapal kecil untuk menyebrangi Danau Toba.

Di balik bentuknya yang unik, ternyata Batu Gantung menyimpan kisah sedih yang dipercaya oleh masyarakat sekitar sebagai asal muasal Batu Gantung. Bagaimana kisahnya?

Perjodohan yang Tak Diinginkan

Kisah dimulai dari seorang gadis bernama Seruni yang terkenal sebagai gadis cantik dan baik hati.

Ia tinggal bersama dengan ayah dan ibunya yang merupakan seorang petani dan juga nelayan di dekat Danau Toba.

Dikenal sebagai gadis yang cantik dan baik hati, Seruni tentu saja disukai banyak pria. Namun, hatinya hanya terpikat pada satu orang pria bernama, Sidoli.

Sayangnya kisah cinta mereka tidak semulus kisah cinta di dongeng-dongeng. Sidoli harus pergi merantau ke daerah lain demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah agar bisa membiayai pernikahannya dengan Seruni.

Seruni tentu saja sedih, karena harus berpisah dan menjalani hubungan jarak jauh atau yang dikenal juga LDR (Long Distance Relationship).

“LDR ini harus kita jalani, agar kelak kita dapat bersatu kembali. Aku akan menunggumu”, ujar Seruni kepada Sidoli.

Sidolipun akhirnya berangkat ke perantauan membawa harapan dan cita-citanya dengan Seruni.

Tidak berhenti disitu saja, tantangan yang lebih besar ternyata ada dihadapan mereka.

Ayah dan ibu Seruni terlilit utang yang sangat banyak pada temannya, karena kehidupan mereka yang selalu berpesta. Akhirnya, merekapun tak sanggup untuk melunasi utang-utang ini.

Temannya tersebut kemudian meminta ayahnya untuk menjodohkan Seruni dengan anak dari temannya ini. Ayah Seruni bingung dan tidak punya pilihan lain. Akhirnya, iapun menyetujuinya secara sepihak.

Kemudian, ayahnya kembali ke rumah dan membicarakan tentang perjodohan ini dengan sang ibu. Sang Ibu tidak punya pilihan lain selain diam dan menyetujuinya. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa Seruni mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu.

Seruni merasa sangat sedih dan iapun menangis. Ia teringat akan janjinya kepada Sidoli.

Keesokan harinya, Seruni pergi ke ladang seperti biasanya. Namun, kali ini dengan hati yang penuh kesedihan. Ia berjalan sambil terus menerus melamun.

Tanpa ia sadari, Ia telah berjalan sampai ke Danau Toba dan tanpa ia sadari ia telah terjatuh ke sebuah lubang besar di pinggir Danau Toba.

Dalam kondisi ketakutan, dia berteriak meminta tolong, tetapi tidak ada yang mendengarnya.

Tiba-tiba, Toki, anjing milik Seruni muncul di pinggir lubang besar tersebut. Ia menggonggong memanggil orang lain, namun tidak ada yang datang.

Dalam keadaan putus asa dan hati yang sangat sedih karena perjodohan yang akan ia hadapi, akhirnya Seruni memutuskan untuk menutup dirinya dalam batu tersebut.

Parapat, parapat batu“, teriaknya dengan penuh putus asa dan tangis. Ternyata alam mendengar seruan putus asanya, tiba-tiba dinding batu merapat dan mengimpit tubuhnya.

Posisi Batu Gantung yang harus menggunakan kapal kecil
source : SINDOnews

Menyadari tuannya sedang dalam marabahaya, Toki langsung berlari ke rumah dan menggonggong kepada ayah dan ibu Seruni. Mereka menyadari ada hal buruk yang sedang terjadi dan segera mengikuti Toni.

Mereka pun sampai di ujung tebing dan melihat Seruni perlahan-lahan terimpit di tengah-tengah batu itu. Ayahnya ingin menolong putrinya, namun niatnya ia urungkan ketika ia melihat betapa dalam dan gelapnya lubang tersebut.

Seruni pun akhirnya tertutup diantara batu-batu tersebut dan diakhiri dengan guncangan yang dahsyat. Setelah guncangan itu, tiba-tiba muncul batu besar yang bentuknya agak menyerupai sosok perempuan.

Masyarakat sekitar kemudian menggangap batu tersebut adalah penjelmaan Seruni. Karena letaknya yang unik dan menggantung, akhirnya masyarakat sekitar menamainya dengan Batu Gantung.

Kisah ini sangat terkenal dikalangan suku Batak, bahkan sampai ada lagu berjudul Batu Gantung yang liriknya juga menceritakan tentang patah hati. Sedih banget, ya Dongan BK.

Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
Tidak hanya di Indonesia, ternyata ada suku Batak di Filipina.
Budaya

Ternyata Ada Suku Batak di Filipina, Ada yang Sudah Tahu?

Horas! Dongan BK, pernahkah klean mendengar tentang adanya suku Batak di Filipina?...

Jabu Bolon, rumah adat Batak
Budaya

Rumah Bolon: Simbol Kebudayaan Batak yang Mengagumkan

Rumah Bolon adalah lebih dari sekadar bangunan tradisional, melainkan representasi dari identitas...

Solu Bolon. perahu legendaris orang Batak.
BudayaHighlight

Mengenal Solu Bolon, Perahu Legendaris dari Danau Toba

Solu Bolon bukan hanya sekadar perahu, tetapi juga representasi dari sejarah, budaya,...

Potret Kabupaten Tapanuli Utara
Budaya

Sejarah Tapanuli Utara, Cikal Bakal 4 Kabupaten Di Sumut

Memiliki wilayah yang luas, Kabupaten Tapanuli Utara mengalami pemekaran sebanyak 3 kali...