Horas! Mejuah-juah!
Dongan BK, Uis Gara adalah pakaian adat khas Suku Karo yang sarat makna dan memiliki fungsi sebagai penanda status sosial pemakainya. Dalam bahasa Karo, uis berarti kain, sedangkan gara berarti merah—mewakili warna dominan dalam kain ini yang berpadu dengan hitam dan putih. Tenunan khas ini sering dihiasi dengan benang emas dan perak, serta dibuat secara manual dari kapas dengan pewarna alami.
Awalnya, Uis Gara digunakan sebagai pakaian sehari-hari bagi perempuan Karo. Namun kini, kain ini hampir selalu hadir dalam upacara adat, baik di Tanah Karo maupun di luar daerah, dan bahkan diadaptasi menjadi berbagai produk seperti tas, dasi, sarung bantal, hingga ikat pinggang.
Jenis-Jenis Uis Gara dan Fungsinya
Terdapat 14 jenis Uis Gara, masing-masing dengan makna dan kegunaan yang berbeda, khususnya dalam upacara adat:
- Uis Beka Buloh – Digunakan pria sebagai penutup kepala (mahkota) dalam upacara adat seperti pernikahan, peresmian rumah, hingga kematian orang tua lanjut usia.
- Uis Gatip Jongkit – Kain sarung untuk pria yang melambangkan kekuatan dan ketegasan, dipakai dalam semua upacara adat.
- Uis Gatip – Tudung kepala untuk wanita, melambangkan keteguhan dan keuletan, juga digunakan dalam penghormatan kepada kalimbubu saat duka.
- Uis Nipes Padang Rusak – Selendang wanita dalam pesta maupun sehari-hari.
- Uis Nipes Benang Iring – Selendang khusus untuk upacara duka cita wanita.
- Uis Ragi Barat – Selendang atau kain sarung wanita untuk upacara sukacita, harus digunakan dalam pakaian adat lengkap.
- Uis Jujung-jujungen – Penutup kepala wanita dengan hiasan emas di bagian depan.
- Uis Teba – Tudung kepala untuk wanita lanjut usia dalam upacara duka cita.
- Uis Pementing – Ikat pinggang pria saat mengenakan pakaian adat lengkap.
- Uis Julu Diberu – Pakaian luar wanita dari dada atas hingga kaki dalam upacara adat lengkap.
- Uis Arinteneng – Alas saat penyerahan mas kawin dan makan malam pengantin.
- Perembah – Kain gendongan bayi, simbol doa dan harapan untuk anak pertama.
- Uis Kelam-kelam – Tudung kepala wanita dalam pesta atau penghormatan saat duka bagi wanita lanjut usia.
Keunikan Uis Gara tidak hanya pada teknik pembuatannya yang khas dan manual, tapi juga pada filosofi yang terkandung dalam tiap jenisnya. Bagi masyarakat Karo, Uis Gara bukan sekadar kain, tapi warisan budaya yang menjunjung nilai identitas, penghormatan, dan kehormatan sosial.