Ilustrasi rumah adat Karo.
Ilustrasi rumah adat Karo.
Beranda Budaya Sistem Marga Batak Karo, Merga Silima dan Struktur Sosialnya
Budaya

Sistem Marga Batak Karo, Merga Silima dan Struktur Sosialnya

Bagikan

Horas! Mejuah-juah!

Suku Batak Karo memiliki sistem kekerabatan yang khas yang dikenal sebagai Merga Silima, yang berarti “Lima Marga.” Sistem ini mencakup lima marga utama: Ginting, Karo-karo, Perangin-angin, Sembiring, dan Tarigan. Berbeda dengan Batak Toba yang menekankan garis keturunan dari satu leluhur tunggal, Merga Silima lebih berfokus pada ikatan perkawinan dan aliansi historis antar kelompok, yang mencerminkan fleksibilitas struktur sosial Karo.

Struktur ini memungkinkan hubungan timbal balik yang kuat antar kelompok, menjadi dasar tatanan sosial yang dinamis dan adaptif. Setiap marga utama memiliki sejumlah sub-marga yang memperkaya identitas dan sejarah komunitas Karo.

Apa Arti Merga Silima?

Merga Silima tidak hanya sekadar sistem penamaan, tetapi juga bagian integral dari konsep Sangkep Nggeluh, yang mengatur hubungan kekerabatan dalam masyarakat Karo. Konsep ini mencakup Merga Silima (lima marga utama), Tutur Siwaluh (delapan jenis hubungan kekerabatan seperti kalimbubu, anak beru, dan senina), Rakut Sitelu (tiga unsur kekerabatan: kalimbubu, anak beru, dan senina), serta Perkade-kaden Sepuluh Dua Tambah Sada (sistem hubungan sosial yang kompleks).

Proses bertutur dalam budaya Karo memungkinkan seseorang untuk menentukan posisi kekerabatan dengan orang lain melalui marga (garis keturunan ayah) dan bere-bere (garis keturunan ibu), baik dalam konteks adat maupun kehidupan sehari-hari. Hal ini memungkinkan semua orang Karo yang memiliki marga dan bere-bere dianggap sebagai saudara (kade-kaden) meskipun tidak berasal dari keluarga besar yang sama.

Merga Silima dan Contoh Sub-Marganya

Marga UtamaContoh Sub-MargaRurun Merga (Contoh)
GintingAjartambun, Babo, Beras, Capah, Garamata, Gurupatih, Jadibata, Manik, Munte, Pase, Seragih, Suka, Sugihen, TumanggerBabo: Gajut, Suka: Mburak
Karo-karoBarus, Bukit, Gurusinga, Hajija, Kaban, Kacaribu, Ketaren, Purba, Sinuhaji, Sinukaban, Sinulingga, Sitepu, Surbakti, TorongSitepu: Ganding, Sinulingga: Mangkok
Perangin-anginBangun, Benjerang, Kacinambun, Keloko, Laksa, Limbeng, Mano, Namohaji, Pencawan, Pinem, Sebayang, Sinurat, Sukatendel, UwirSebayang: Rabun, Pinem: Jaren
SembiringBrahmana, Bunuhaji, Busuk, Colia, Depari, Gurukinayan, Keloko, Kembaren, Maha, Meliala, Muham, Pandia, Pelawi, Pelian, Sinukapur, SinupayungKembaren: Ropo, Brahmana: Kawar
TariganBondong, Ganagana, Gerneng, Gersang, Jampang, Purba, Sibero, Tambak, Tambun, Tegur, Tua, Silangit, TendangBondong: Batu, Jampang: Lumbung
Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
Ruhut Marsuan: Tradisi Menanam Padi ala Toba yang Sarat Makna.
Budaya

Ruhut Marsuan: Tradisi Menanam Padi ala Toba yang Sarat Makna

Horas! Dongan BK, Indonesia dikenal sebagai negara dengan keberagaman suku dan bahasa...

Ilustrasi Halak Batak
Budaya

Prinsip Hidup Orang Batak yang Menjadi Pondasi Keberhasilan

Horas! Indonesia memiliki keberagaman suku dan budaya, dan setiap suku memegang nilai-nilai...

Tor-tor Sawan Pangurason, Tarian Sakral Batak Toba.
Budaya

6 Fakta Tortor Sawan Pangurason, Tarian Sakral Batak Toba

Horas! Dongan BK, Indonesia memiliki beragam warisan budaya yang tak ternilai, salah...

Ilustrasi kain tenun Batak Toba (Toba Tenun).
Budaya

Trisna Pardede Kenalkan Material Alami untuk Wastra Batak di Jongs Batak Festival 2025

Horas! Trisna Pardede, wirausaha muda yang dikenal lewat UMKM Batikta dan Hutanta...