Horas!!
Nama Ulos tentu tak asing lagi bagi Dongan Batak, kan? Ulos adalah salah satu simbol adat yang dinilai sakral dan tradisinya masih lestari hingga kini. Biasanya, Ulos Batak digunakan oleh orang Batak saat ada acara adat, seperti pernikahan hingga kematian.
Jenis-jenis ulos juga ada berbagai macam. Berbeda jenis, maka berbeda juga maknanya. Hal inilah yang membuat ulos ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Kemendikbud pada 17 Oktober 2015.
Nah, Dongan Batak sudah tau belum darimana asalnya ulos dann apa saja jenis ulos yang ada hingga saat ini. Yuk kita bahas selengkapnya!
Daftar Isi:
Legenda Asal Muasal Ulos
Pada zaman dahulu kala, di langit atau biasa disebut dengan Negeri Kayangan hiduplah seorang putri yang cantik yang bernama Si Boru Deak Parujar. Ia merupakan puteri tunggal Batara Guru.
Di Negeri Kayangan, Putri Deak Parujar juga dikenal sebagai ahli tenun. Ia sangat menyukai bertenun, sehingga juga dikenal sebagai Puteri Partonan Na Utusan atau Putri Maha Ahli Tenun.
Seiring berjalannya waktu, Putri Deak Parujar telah memasuki usia dewasa. Ia kemudian dicalonkan untuk menjadi istri dari putra Mangalabulan. Namun, ia tidak setuju dan menolak mentah-mentah perjodohan ini. Hal inilah yang membuat sang putri memutuskan untuk keluar dari langit dan turun ke bumi.
Di bumi, Putri Deak Parujar pun tetap menenun. Bahkan, kegiatan ini ia lakukan siang dan malam untuk menghindari perjodohannya dengan putra dari Mangalabulan.
Singkat cerita, Mula Jadi Na Bolon memerintahkan Putri Deak Parujar untuk kembali ke langit. Ia diminta untuk tinggal di bulan. Putri Deak menurutinya dan di bulan pun Putri Deak Parujar tetap menenun ulos.
Menurut legenda dan mitos, ketika bulan purnama muncul, bentuk bulan akan terlihat menyerupai seorang gadis menenun kain. Itulah yang dipercaya sebagai Putri Deak Parujar.
Jenis dan Makna Ulos
Berbeda jenis dan motif, maka berbeda pula makna dan fungsi-fungsi dari ulos tersebut. Nah, berikut ini beberapa jenis ulos beserta motif dan maknanya.
1. Ulos Ragidup
Ulos ragidup merupakan ulos yang memiliki derajat yang tinggi dan merupakan simbol kehidupan. Bukan hanya itu saja, pembuatannya juga termasuk salah satu pembuatan ulos yang sangat sulit.
Ragidup berarti lambang kehidupan. Biasanya diberikan oleh orang tua pengantin wanita kepada ibu pengantin laki-laki dalam upacara adat perkawinan.
Makna pemberian ulos ini adalah sebagai ulos pargomgom atau perlambang harapan agar orang tua pengantin laki-laki dengan pertolongan Tuhan dapat mempertahankan hidup (melindungi) menantunya.
Selain itu, ulos ragidup juga diberikan oleh orang tua kepada putrinya yang sedang mengandung anak pertama sebagai ulos tondi. Maknanya adalah agar putri dan bayi yang sedang dikandung mendapat pertolongan Tuhan.
2. Ulos Ragi Hotang
Jenis ulos berikutnya adalah ulos ragi hotang. Ulos ini juga termasuk dalam ulos berderajat tinggi. Ulos ragi hotang merupakan ulos yang melambangkan ikatan kasih sayang.
Kata Hotang berarti rotan dalam bahasa Indonesia. Biasanya ulos ini diberikan kepada pengantin sebagai bentuk doa agar kedua pengantin tetap terikat kuat seperti rotan dalam menghadapi bahtera rumah tangga.
3. Ulos Mangiring
Ulos berikutnya adalah ulos mangiring atau ulos simbol kesuburan. Seperti namanya, ulos ini biasanya diberikan oleh orangtua kepada cucu pertamanya dengan doa bahwa kelak akan lahir anak berikutnya dalam keluarga tersebut.
Ulos ini juga bisa digunakan sebagai kain gendongan. Oleh karena itu, sering disebut juga sebagai ulos parompa
4. Ulos Sadum
Ulos sadum merupakan ulos yang melambangkan sukacita. Ciri khas dari ulos ini bisa kita lihat dari motifnya yang meriah, dengan dominasi warna merah dan motif bunga.
Ulos ini biasa diberikan sebagai hadiah atau kenang-kenangan kepada pejabat atau tamu istimewa. Ulos ini merupakan simbol doa agar keluarga tetap bersukacita dan bersemangat dalam beraktivitas
5. Ulos Tujung atau Saput
Jenis ulos terakhir yang akan kita bahas dalam artikel ini adalah ulos tujung atau saput. Ulos ini biasanya diberikan pada saat upacara dukacita.
Jika yang meninggal adalah orang dewasa tetapi belum memiliki cucu maka akan diberikan ulos saput. Jika yang meninggal adalah suami/istri dari seseorang, maka yang ditinggalkan akan diberikan ulos tujung.
Pemberian ulos ini adalah sebagai bentuk doa agar yang ditinggalkan sabar dalam menghadapi kesulitan yang sedang dialami sekarang.
Nah, itulah beberapa jenis ulos yang umum dipakai dalam beberapa upacara adat ya, Dongan Batak.
Yuk, Dongan Batak kita tetap ingat dan lestarikan budaya Batak ini, terutama ulos. Agar kelak anak cucu kita bisa tahu tentang kebudayaan Batak yang indah dan penuh kekeluargaan ini. Horas!