Horas!
Dongan BK, Luhut Binsar Panjaitan gandeng pengusaha asal Amerika Serikat, Ray Dalio, dalam dua proyek percontohan di dalam negeri. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) ini menyampaikan bahwa langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto, Ray Dalio, dan sejumlah konglomerat yang berlangsung di Istana Negara pada Jumat (7/3).
Menurut Luhut, Ray Dalio menunjukkan minat besar untuk melanjutkan diskusi dari pertemuan ini. “Kita sepakat dengan Ray Dalio, follow up itu (pertemuan di Istana Negara) karena Presiden (Prabowo Subianto) sudah setuju dengan kami dan Pak Airlangga (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto),” kata Luhut saat memberikan keterangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan bahwa proyek percontohan yang akan segera direalisasikan mencakup dua bidang, yakni family office serta pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) di Bali. “Kita akan ada pilot project yang segera dengan Ray Dalio ini, kita sedang tekniskan, finalkan. Family office dan juga special economic zone (kawasan ekonomi khusus/KEK) di Bali,” jelasnya.
Proyek family office sendiri bukan hal baru bagi Luhut. Konsep ini pertama kali ia ungkapkan kepada publik pada 5 Juni 2024 dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Luhut menegaskan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan persetujuan penuh untuk merealisasikan proyek tersebut. Saat ini, timnya sedang menangani aspek teknis yang diharapkan dapat dirampungkan dalam waktu seminggu sebelum dilaporkan kepada Kepala Negara. Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak terkait, termasuk Kementerian Keuangan, agar proyek ini bisa segera terwujud dalam beberapa bulan ke depan.
Selain itu, proyek kedua akan berfokus pada pengembangan dua kawasan ekonomi khusus di Bali, yakni KEK Kura Kura dan KEK Sanur. “Di Bali ada dua special economic zone, (KEK) Kura Kura dan Sanur. Kita akan mulai dengan itu,” ungkap Luhut.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, turut memberikan dukungannya terhadap proyek ini. Menurutnya, Indonesia saat ini telah memiliki 22 kawasan ekonomi khusus yang masih akan terus dikembangkan. “Dan ini (pengembangan KEK) kita akan percepat, minta percepatan supaya bisa dilaksanakan,” ucapnya.
Ray Dalio dikenal sebagai sosok yang berpengaruh di dunia investasi global, khususnya dalam bidang hedge fund atau dana lindung nilai. Ia juga rutin membagikan pemikirannya mengenai investasi melalui riset harian berjudul Bridgewater Daily Observations, yang menarik perhatian para investor.
Menurut data Forbes per 7 Maret 2025, Dalio memiliki kekayaan sekitar USD 14 miliar atau setara Rp 228 triliun (asumsi kurs Rp 16.294 per dolar AS). Jumlah tersebut menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di dunia, menempati peringkat ke-163.