Horas!
Dongan BK, bencana banjir bandang dan tanah longsor kembali melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, setelah hujan badai mengguyur daerah tersebut pada Minggu (23/11).
Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, menyampaikan bahwa hingga hari ini banjir bandang masih terjadi di beberapa titik.
“Cuaca ekstrem yang terjadi di kawasan pantai barat Sumatera Utara sejak Minggu malam, berupa hujan deras dan badai, mengakibatkan banjir, banjir bandang, dan sejumlah longsor di berbagai lokasi di Kabupaten Tapanuli Tengah,” ujar Masinton saat dikonfirmasi, Selasa (25/11).
Empat Warga Tewas, Ribuan Rumah Terendam
Masinton mengungkapkan bahwa longsor di Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis, menimbun beberapa rumah dan menyebabkan empat orang meninggal dunia.
“Banjir dan longsor ini membuat ribuan rumah terendam,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah bersama Basarnas, TNI, dan Polri telah mengevakuasi warga ke lokasi aman.
“Kami juga menyiapkan logistik, dapur umum, dan layanan kesehatan di titik pengungsian,” kata Masinton.
BMKG: Potensi Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut
BMKG memperingatkan bahwa wilayah pantai barat Sumatera Utara masih berpotensi mengalami cuaca ekstrem dari November hingga Desember 2025.
Sementara itu, Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumut melaporkan bahwa 1.902 keluarga terdampak banjir di Tapanuli Tengah. Data tersebut merupakan laporan sementara dari hujan intensitas tinggi yang terjadi sejak 17 hingga 22 November 2025.
Sebaran Warga Terdampak di Tujuh Kecamatan
Pusdalops PB Sumut merinci jumlah keluarga terdampak sebagai berikut:
- Kecamatan Kolang: 1.261 keluarga
- Kecamatan Sarudik: 338 keluarga
- Kecamatan Pandan: 150 keluarga
- Kecamatan Lumut: 78 keluarga
- Kecamatan Barus: 65 keluarga
- Kecamatan Tukka: 10 keluarga
Total delapan kelurahan dan lima desa terendam banjir.
Sri Wahyuni Pancasilawati, Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, menegaskan bahwa data korban dan kerusakan masih bersifat sementara.
“Pemerintah setempat telah melakukan asesmen dan evakuasi, serta membawa warga ke lokasi yang lebih aman,” katanya.


