Beranda Budaya Mangain, Tradisi ‘Dapat Marga’ dari Tanah Batak
Budaya

Mangain, Tradisi ‘Dapat Marga’ dari Tanah Batak

Bagikan

Horas!!

Dalam adat Batak dikenal tradisi mendapatkan marga bagi orang diluar suku Batak. Tradisi ini disebut dengan Mangain. Apasih sebenarnya tradisi Mangain itu? dan kapan sebaiknya dilakukan ? Simak selengkapnya dalam artikel berikut, Dongan Batak.

Pengertian Tradisi Mangain

Tradisi Mangain merupakan salah satu tradisi dari suku Batak. Tradisi ini dilakukan untuk mengangkat anak atau boru dan memberikan marga kepada anak atau boru tersebut.

Bagi suku Batak, marga merupakan hal yang penting. Marga disebut juga sebagai identitas yang juga digunakan sebagai pengingat hak dan kewajiban yang harus dilakukan di sebuah adat.

Marga juga merupakan penentu garis keturunan dan juga sebagai identitas agar marganya tidak punah.

Tradisi Mangain dalam Adat Batak
Source : Pelita Batak Online

Nah, proses Mangain ini merupakan sebuah tradisi yang dilakukan jika suku Batak menikah dengan suku bukan Batak. Idealnya, dalam adat pernikahan Batak, kedua mempelai harus berasal dari suku Batak. Jika tidak, maka proses Mangain harus dilakukan untuk memberikan marga kepada mempelai dari suku lain.

Tujuan dari tradisi Mangain ini untuk mempererat interaksi-interaksi masyarakat dan juga agar ikatan keluarga tidak terputus.

Marganya Diambil Darimana?

Biasanya, dalam proses Mangain, marga yang diberikan kepada calon pengantin yang bukan dari suku Batak dan pemberian marganya diambil dari marga terdekat calon pengantin dari suku Batak.

Misalnya saja, seorang pengantin pria bermarga Hutabarat dan ibunya bermarga Gultom. Maka, pengantin wanita bisa saja diberikan marga dari ibunya, yaitu Gultom. Atau dalam kasus lain juga dapat diambil dari marga oppung boru (neneknya).

Proses Mangain?

Serangkaian adat prosesi Mangain diawali dengan musyawarah. Musyawarah ini dihadiri oleh Dongan Tubu, Boru, Hula-hula dan Dongan Sahuta.

Kemudian, dilanjut dengan prosesi keluarga mendatangi hula-hula sambil membawa makanan khas, yaitu Pinahan Lobu. Dalam Bahasa Indonesia Pinahan Lobu disebut juga dengan daging babi.

Setelah itu, dilanjut dengan meminta restu dari hula-hula untuk orang yang akan mendapatkan marga. Dalam Batak dikatakan juga agar orang tersebut diampu (disambut) oleh Hula-hula.

Proses Mangain Erick Thohir
Source : radiodelfm

Setelah mendapatkan restu dari Hula-hula, adat terakhir adalah penyerahan uang atau piso-piso atau pasituak natonggi untuk hula-hula. Nah, dengan selesainya serangkaian adat ini, maka orang tersebut sah disebut sebagai anak/boru Batak.

Dalam prosesi Mangain ini kita akan melihat bahwa orang yang telah sah menjadi suku Batak tadi akan diberikan ulos dan ‘digendong’ dengan ulos oleh keluarga yang mengangkatnya.

Nah, itulah penjelasan singkat dari Mangain. Menarik banget ya, Dongan Batak!

Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
Tidak hanya di Indonesia, ternyata ada suku Batak di Filipina.
Budaya

Ternyata Ada Suku Batak di Filipina, Ada yang Sudah Tahu?

Horas! Dongan BK, pernahkah klean mendengar tentang adanya suku Batak di Filipina?...

Jabu Bolon, rumah adat Batak
Budaya

Rumah Bolon: Simbol Kebudayaan Batak yang Mengagumkan

Rumah Bolon adalah lebih dari sekadar bangunan tradisional, melainkan representasi dari identitas...

Solu Bolon. perahu legendaris orang Batak.
BudayaHighlight

Mengenal Solu Bolon, Perahu Legendaris dari Danau Toba

Solu Bolon bukan hanya sekadar perahu, tetapi juga representasi dari sejarah, budaya,...

Potret Kabupaten Tapanuli Utara
Budaya

Sejarah Tapanuli Utara, Cikal Bakal 4 Kabupaten Di Sumut

Memiliki wilayah yang luas, Kabupaten Tapanuli Utara mengalami pemekaran sebanyak 3 kali...