Home » Tokoh » Adam Malik Batubara: Jurnalis, Diplomat Ulung, Hingga Wakil Presiden RI Ke-3
Adam Malik

Adam Malik Batubara: Jurnalis, Diplomat Ulung, Hingga Wakil Presiden RI Ke-3

Adam Malik Batubara adalah negarawan berdarah Batak yang turut andil dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Horas!

Dongan BK, terbentuknya Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN, tidak bisa dilepaskan dari sosok Adam Malik Batubara. Pria yang dikenal dengan nama Adam Malik juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Wakil Presiden RI ke-3.

Adam Malik lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara pada tanggal 22 Juli 1917. Beliau merupakan putra ketiga dari sepuluh anak pasangan Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Ayahnya, Abdul Malik, adalah seorang pedagang asal Pematangsiantar.

Sejak kecil Adam Malik dikenal cerdas dan cerdik, hingga mendapat julukan “kancil” dari Perdana Menteri Mr. Amir Syarifudin. Adam Malik menempuh pendidikan dasar di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Pematangsiantar. Setelah tamat, ia dikirim orang tuanya untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib di Parabek, Bukittinggi, Sumatera Barat. Hanya setahun Adam Malik bertahan di sekolah ini, lalu pulang kampung dan membantu orang tuanya berdagang.

Lantas, bagaimana perjalanan karir Adam Malik muda hingga menjadi seorang negarawan? Simak selengkapnya dalam informasi berikut.

1. Adam Malik Aktif Berorganisasi Sejak Muda

Adam Malik
Adam Malik <br>Source commonswikimediaorg

Adam Malik bergabung dengan sebuah Muhammadiyah Hizbul Wathan, satu-satunya organisasi semi politik yang ada di Pematangsiantar saat itu. Kemudian, ia juga mendirikan Indonesia Muda cabang Pematangsiantar, yang berpusat di Batavia dan mengampanyekan Sumpah Pemuda.

Saat usianya menginjak 17 tahun, Adam Malik didaulat teman-temannya menjadi Ketua Partai Indonesia atau Partindo di Pematangsiantar dan Medan pada 1934–1935.

2. Kiprah Adam Malik Dalam Jurnalisme

Adam Malik
Adam Malik kanan bersama Menteri Luar Negeri Portugal Ernesto Melo Antunes<br>Source rricoid

Adam Malik mengawali kariernya di dunia jurnalistik dengan menjadi wartawan di Jakarta. Kala itu, Adam Malik menumpang di rumah milik Yahya Nasution, seorang aktivis Partai Republik Indonesia atau PARI.

Pada 13 Desember 1937, Adam Malik bersama beberapa rekannya menjadi pelopor berdirinya Kantor Berita ANTARA di Buiten Tijgerstraat 38 Noord, Batavia, sekarang menjadi Jl. Pinangsia II Jakarta Utara. Pada tahun 1942, Kantor Berita ANTARA pindah ke Jl. Pos Utara 53 Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Keberhasilan Kantor Berita ANTARA dalam menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia tidak terlepas dari peran Adam Malik. Dalam upaya penyebarluasan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia, ia mendikte naskah proklamasi dari tempat persembunyiannya, karena sedang menjadi buronan tentara Jepang. Adam Malik tidak sendirian, sebab ia dibantu oleh Pangulu Lubis, petugas kantor ANTARA dalam menyebarkan berita Proklamasi Kemerdekaan.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan dibacakan Soekarno, Adam Malik menelpon ANTARA untuk menyampaikannya kepada Pangulu Lubis agar rencana ini jangan sampai gagal. Kemudian, naskah tersebut dikirim ke bagian radio dengan menyelipkan ke dalam sandi morse.

3. Perjalanan Karir Politik Adam Malik

Adam Malik
Adam Malik <br>Source Wikipedia

Setelah Indonesia merdeka, Adam Malik menjadi salah satu tokoh pendiri Partai Murba, bersama Tan Malaka. Tidak hanya dalam lingkup nasional, karir politik Adam Malik secara internasional juga mulai terbangun.

Bermula ketika ia diangkat menjadi Duta Besar untuk Uni Soviet dan Polandia, membuka jalan bagi Adam Malik menjadi seorang diplomat. Pada tahun 1962, Adam Malik ditunjuk untuk menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda mengenai wilayah Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat.

Pada tahun 1964, Adam Malik dipercaya untuk mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Delegasi Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB. Karirnya semakin gemilang ketika ia diminta menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II sekaligus Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di kabinet Dwikora II.

Hingga pada tahun 1978, Adam Malik dilantik menjadi Wakil Presiden RI ke-3 oleh Presiden Soeharto menggantikan Hamengkubuwono IX.

Setelah sekian lama mengabdikan diri demi bangsa dan negara, Adam Malik Batubara menghembuskan nafas terakhirnya di Bandung pada tanggal 5 September 1984, karena kanker liver.

Subscribe

Tonton Video terbaru di Kanal Youtube BATAKKEREN Official