Horas!
Dongan BK, alam budaya Batak Toba, pembagian jambar atau ruhut parjambaron merupakan bagian penting dari pelaksanaan adat, khususnya saat upacara tradisional seperti pernikahan atau kematian. Secara umum, sistem pembagian jambar ini terbagi dalam dua pola besar, yaitu:
1. Pinahan Lobu
Umumnya digunakan dalam Ulaon Tonggo Raja atau Ria Raja, dengan bahan utama daging babi. Tata cara pembagian dilakukan sebagai berikut:
- Daging bagian siamun (pundak bagian depan) diberikan kepada parsinabung.
- Daging bagian hambirang (punggung bagian tengah) diserahkan kepada panamboli.
- Bagian osang diberikan kepada pihak boru.
- Potongan jambar kecil lainnya (ihur-ihur) dibagikan kepada hasuhuton (keluarga inti pelaksana acara).
Pada Ulaon Unjuk (acara adat lainnya), pembagian dilakukan:
- Bagian siamun dan hambirang diberikan kepada hula-hula dan tulang.
- Osang tetap diserahkan kepada boru.
- Ihur-ihur bisa dibagikan ke keluarga parboru, tergantung apakah Sitorus menjadi paranak atau parboru.
- Tambahan jambar juga bisa dibagikan kepada dongan sahuta (tetangga), dongan tubu (satu marga), pihak gereja, dan pemerintah setempat.
- Bagian somba-somba (pemberian khusus) diserahkan kepada tulang dan hula-hula anak manjae.
2. Sigagat Duhut
Biasanya digunakan dalam acara pamuli boru (acara penghiburan untuk pihak perempuan dalam adat duka), dan menggunakan daging kerbau, sapi, atau lembu.
Susunan pembagian sebagai berikut:
- Namarngingi (bagian utama) diberikan kepada hula-hula dan tulang ni boru muli.
- Osang diberikan kepada boru.
- Tanggalan (potongan khusus) diberikan kepada pariban (keluarga dari pihak ibu).
- Somba-somba atau rusuk galapang untuk tulang dan hula-hula anak manjae.
- Soit / buhubuhu dibagikan ke dongan sahuta dan yang hadir dari luar daerah.
- Panamnoli / gonting (daging sirip) untuk dongan sahuta.
- Ihur-ihur tading untuk hasuhuton.
- Pohu (tambahan jambar dan somba-somba).
Pada acara Sari Matua, Saur Matua, atau Mauli Bulung, urutan pembagian jambar adalah:
- Namarngingi parsiamun ke hula-hula ni na monding.
- Namarngingi parsiambirang ke bona tulang.
- Osang parsiamun untuk boru tubu.
- Osang parhambirang untuk boru tubu parsadaan.
- Somba-somba (rusuk) diberikan kepada hula-hula na marhahamaranggi, hula-hula anak manjae, tulang rorobot, dan pihak lain yang berkepentingan.
- Buhubuhu / soit untuk sihasihal (kerabat jauh).
- Tanggalan untuk pariban dan pihak lain.
- Panamboli untuk dongan tubu.
- Ihur-ihur untuk tulang yang memberikan saput.
- Pohu tetap berupa tambahan daging dan pemberian khusus.
- Bagian akhir: jambar na tading tetap diserahkan ke suhut.
Sistem pembagian jambar bukan hanya soal distribusi daging, tapi juga mencerminkan filosofi dan nilai-nilai kekerabatan yang kuat dalam adat Batak Toba. Setiap potongan daging memiliki makna simbolik, mewakili penghormatan, kehormatan, serta status dalam struktur sosial Batak.
Dengan memahami pembagian ini, kita tidak hanya melestarikan budaya, tapi juga mempererat tali persaudaraan antar marga dan generasi.