Horas!
Dongan BK, terdapat sebuah desa indah di tepi selatan Danau Toba, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan. Meski matahari pagi mulai terik, udara sejuk khas dataran tinggi membuat suasana tetap nyaman dan teduh. Panorama Puncak Gonting dan Batu Maranak menyuguhkan keelokan Danau Toba yang terbentuk dari letusan supervulkanik ratusan ribu tahun silam.
Jejak Perkampungan Raja Batak
Cerita tentang raja-raja Batak tak hanya tersimpan dalam mitos, tetapi juga nyata pada peninggalan perkampungan tua (huta). Salah satunya Huta Lumbantonga, kampung asal marga Manalu.
Huta ini menyerupai benteng dengan tembok batu (parik) dan gerbang masuk (harbangan). Di dalamnya berdiri belasan rumah bolon, rumah adat khas Batak. Sayangnya, sebagian parik telah runtuh seiring perkembangan penduduk. Namun, jejak arsitektur tradisionalnya masih bisa disaksikan.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Humbang Hasundutan, Nelson Lumban Toruan, menjelaskan kekuatan rumah bolon. Pondasi kayunya ditopang batu sehingga mampu bertahan dari guncangan gempa, bukti kearifan lokal Batak dalam memitigasi bencana. Kini, beberapa rumah bolon difungsikan sebagai homestay, memberi wisatawan pengalaman hidup ala Batak Toba.
Saksi Bisu Kisah Persatuan Orang Batak
Baktiraja tidak hanya menyajikan panorama menakjubkan, tetapi juga kisah panjang persatuan Batak. Dinasti Sisingamangaraja dari Bakkara menjadi payung persaudaraan hingga abad ke-20. Sang raja terakhir, Sisingamangaraja XII, memimpin rakyat melawan kolonial Belanda hingga gugur pada 1907.
Kini, meski banyak tembok huta telah runtuh dan masyarakat tak lagi tinggal di rumah bolon, Danau Toba tetap menjadi warisan agung yang mempersatukan Batak. Alam yang megah dan sejarah perjuangan menjadikan Baktiraja sebagai destinasi wisata budaya dan alam yang istimewa.