Horas!
Dongan BK, Makam Raja Sidabutar di Tomok, Samosir, merupakan salah satu situs budaya Batak yang sarat nilai sejarah. Dikenal dengan arsitektur makam kuno berukir khas, lokasi ini hingga kini menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi. Baru-baru ini, makam tersebut mendapat sentuhan renovasi berkat perhatian dari keluarga besar mendiang politisi nasional Sabam Sirait dan istrinya, Sondang Sidabutar, orangtua dari Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI, Maruarar Sirait.
Peresmian hasil renovasi digelar pada Senin, 26 Agustus 2024, oleh Bupati Samosir Vandiko T. Gultom, didampingi Sondang Sidabutar, Shinta Maruarar Sirait, serta Pembina Social Gracia Community, Lina Nurdin Tampubolon.
Renovasi untuk Kenyamanan Wisatawan
Renovasi yang dilakukan tidak hanya sekadar memperindah kawasan, tetapi juga meningkatkan kenyamanan pengunjung. Beberapa perbaikan yang dilakukan antara lain pengecatan ulang, penataan bangku dan taman, pemasangan bendera, serta pembenahan area sakral. Selain itu, dibentuk pula tim khusus yang bertugas menjaga kebersihan dan keindahan area makam.
Tak hanya makam, keluarga besar Sabam Sirait juga memberikan kontribusi lain, seperti renovasi fasilitas toilet di kawasan makam dan Pelabuhan Tomok, pembangunan Creative Hub Samosir, pendampingan bagi pengrajin eceng gondok, hingga bantuan mobil ambulans. Bersama Social Gracia Community, mereka juga mengadakan bakti sosial berupa pembagian paket sembako untuk masyarakat Samosir.
Apresiasi Bupati Samosir
Bupati Samosir Vandiko T. Gultom menyampaikan apresiasi mendalam atas kepedulian yang ditunjukkan keluarga Sabam Sirait-Sondang Sidabutar. Menurutnya, renovasi tersebut bukan hanya bermanfaat bagi pelestarian budaya, tetapi juga menunjang perkembangan pariwisata daerah.
“Perhatian dari bapak Maruarar beserta keluarga sangat berarti. Renovasi ini membuat Makam Raja Sidabutar semakin layak menjadi ikon wisata budaya Samosir. Kami berterima kasih kepada opung Sondang atas kepeduliannya yang konsisten. Semoga panjang umur dan sehat selalu,” ujar Vandiko.
Bupati juga mengajak seluruh masyarakat, termasuk para perantau asal Samosir, untuk turut berkontribusi dalam membangun kampung halaman. “Kami bangga memiliki orangtua yang sukses di perantauan dan masih peduli dengan tanah leluhurnya. Semoga ini menjadi teladan bagi yang lain,” tambahnya.
Pesan untuk Generasi Muda Batak
Sondang Sidabutar menyampaikan harapannya agar renovasi ini dapat menambah daya tarik wisata dan menjadi sarana edukasi bagi generasi muda. Ia berpesan agar anak-anak muda Batak tidak melupakan leluhur serta terus melestarikan budaya, termasuk tradisi musik Batak uning-uningan.
“Generasi muda harus ingat budaya Batak, jangan sampai hilang. Saya senang bisa kembali ke Samosir dan melihat perhatian masyarakat begitu besar,” kata Sondang.
Shinta Maruarar Sirait turut menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku wisata. Menurutnya, sejarah makam Raja Sidabutar merupakan aset berharga yang bisa dikembangkan menjadi wisata budaya yang unik dan bernilai tinggi.
Sementara itu, Pembina Social Gracia Community, Lina Nurdin Tampubolon, menyebut renovasi ini sebagai bentuk kasih dan penghormatan kepada leluhur. “Tempat ini bukan hanya situs, tetapi juga pengingat tentang pentingnya nilai hormat kepada generasi terdahulu. Kami bersyukur bisa menjadi bagian kecil dari upaya pelestarian budaya Batak,” ujarnya.
Merawat Warisan, Membangun Pariwisata
Renovasi Makam Raja Sidabutar bukan hanya tentang mempercantik fisik situs budaya, tetapi juga tentang merawat warisan leluhur dan memajukan pariwisata Samosir. Dengan dukungan pemerintah daerah, keluarga besar Sabam Sirait, serta komunitas sosial, diharapkan makam ini semakin dikenal luas, tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga ikon budaya yang menghubungkan generasi masa kini dengan sejarah Batak.
