Horas!
Dongan BK, pernahkah klean mendengar tentang adanya suku Batak di Filipina? Kita sebagai halak Batak, mungkin kabar ini mungkin terdengar menarik sekaligus membingungkan. Bagaimana bisa sebuah suku yang identik dengan Sumatera Utara ini ditemukan di negara kepulauan yang jauh di sebelah timur?
Meski memiliki kesamaan nama “Batak”, mereka adalah satu suku bangsa pribumi Filipina yang menetap di bagian timur laut Pulau Palawan. Hingga saat ini, hanya tersisa 500 populasi Batak Filipina. Oleh para antropolog, mereka dijuluki sebagai Tinitianes.
Seperti apa kesamaan Suku Batak Filipina dengan Batak di Indonesia? Yuk mari kita telusuri bersama.
Apakah Masih Satu Leluhur dengan Batak di Indonesia?
Catatan sejarah menunjukkan kemungkinan adanya hubungan kekerabatan antara Batak Sumatera dan Batak Filipina. Keduanya diperkirakan berasal dari kelompok Austronesia yang bermigrasi dari Taiwan 2.500 tahun lalu. Perbedaan budaya yang terlihat saat ini kemungkinan disebabkan oleh adaptasi terhadap lingkungan dan pengaruh sejarah yang berbeda di masing-masing wilayah.
Meskipun sama-sama bernama Batak, orang Batak di Filipina dan Indonesia memiliki sejumlah kesamaan yang menarik untuk ditelusuri.
- Nama Suku: Penggunaan nama “Batak” yang sama merupakan kesamaan yang paling mencolok. Ini menimbulkan pertanyaan besar tentang asal-usul dan hubungan kedua kelompok ini.
- Aspek Budaya: Beberapa aspek budaya seperti sistem kepercayaan, struktur sosial, dan bahkan beberapa kebiasaan sehari-hari menunjukkan kemiripan yang menarik.
- Fisik: Beberapa orang Batak di Filipina memiliki ciri fisik yang mirip dengan orang Batak di Sumatera Utara, seperti bentuk wajah dan warna kulit.
Walaupun belum ada bukti ilmiah yang kuat, kita dapat melihat kesamaan menarik dalam tradisi perkawinan kedua kelompok ini. Baik Suku Batak di Sumatera Utara maupun Batak Filipina memiliki kebiasaan serupa, yaitu orang tua mempelai pria datang meminang sambil membawa mahar. Di Sumatera Utara, mahar disebut boli atau sinamot, sedangkan di Filipina disebut bandi atau kapangsawa.
Penggunaan Bahasa yang Terdengar Familiar
Kesamaan lainnya terletak antara Batak Sumatera dan Batak Filipina adalah bahasa yang cukup mencolok. Beberapa contoh kata yang serupa antara lain “mangan” (makan), “inong” (ibu), dan “among” (ayah). Bahkan, istilah seperti “sangsang” (daging babi) dan konsep sistem marga juga ditemukan di kedua kelompok ini. Selain itu, Batak di Filipina juga menganut sistem marga.
Namun sayang, keberadaan masyarakat Batak di Filipina semakin terdesak akibat pembatasan akses ke hutan dan masuknya pendatang baru. Kondisi ini mengancam kelestarian budaya dan identitas kelompok Batak secara perlahan. Selain itu, praktik perkawinan eksogami (pernikahan di luar kelompok) yang mereka anut juga turut mempercepat proses asimilasi dengan kelompok lain.