Horas!
Dongan BK, Sira Pege merupakan salah satu makanan khas dari Tanah Batak yang memiliki cita rasa unik dan kaya akan kearifan lokal. Namun, seiring perkembangan zaman, hidangan ini semakin sulit ditemukan, meskipun proses pembuatannya tergolong sederhana.
Dalam bahasa Batak, “sira” berarti garam dan “pege” berarti jahe, yang mencerminkan dua bahan utama dalam hidangan ini. Kombinasi garam, jahe, bawang, cabai, dan potongan ayam menciptakan rasa gurih dan hangat yang khas. Meskipun sederhana, Sira Pege tetap memiliki daya tarik tersendiri karena kelezatannya serta makna budaya yang terkandung di dalamnya.
Makna dan Peran Sira Pege dalam Budaya Batak
Selain menjadi hidangan sehari-hari, Sira Pege juga memiliki peran penting dalam tradisi masyarakat Batak. Makanan ini kerap disajikan dalam acara adat sebagai simbol kebersamaan dan ungkapan rasa syukur. Sederhananya bahan dan cara memasaknya menunjukkan bagaimana masyarakat Batak memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk menciptakan hidangan yang lezat dan penuh makna.
Bahan dan Cara Membuat Sira Pege

Bahan-bahan:
- 1 kg daging ayam fillet
- 2 ruas jahe muda
- 1/2 ons cabai rawit merah
- 1 ons cabai rawit hijau
- 20 butir bawang merah
- 3 sdm garam
Cara Pembuatan:
- Campurkan semua bahan dalam satu wadah, tambahkan garam, lalu aduk hingga bumbu meresap dengan sempurna.
- Panggang ayam di wajan anti lengket hingga matang dan berwarna kecokelatan, sehingga menghasilkan tekstur dan aroma yang menggugah selera.
- Setelah matang, potong kecil-kecil daging ayam bersama dengan cabai, bawang merah, dan jahe untuk memperkaya rasa.
Dengan perpaduan rasa asin dan pedas yang khas, Sira Pege tak hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari warisan kuliner yang perlu dilestarikan. Keunikan rasa dan nilai budayanya menjadikannya hidangan yang patut dikenal lebih luas, baik oleh masyarakat Batak maupun pencinta kuliner Nusantara.