Ilustrasi rumah adat Simalungun.
Ilustrasi rumah adat Simalungun.
Beranda Budaya Marga Utama dan Sistem Kekerabatan dalam Batak Simalungun
Budaya

Marga Utama dan Sistem Kekerabatan dalam Batak Simalungun

Bagikan

Horas!

Masyarakat Batak Simalungun mengenal empat marga asli yang dikenal sebagai Sisadapur atau Harungguan Manriah—akronim dari empat marga utama: Sinaga, Saragih, Damanik, dan Purba. Keempat marga ini dianggap sederajat dalam struktur sosial dan tidak selalu berawal dari satu leluhur tunggal. Model ini mencerminkan bentuk konfederasi sosial, di mana tiap marga menjadi pilar bagi masyarakat Simalungun.

Empat Marga Asli (Sisadapur)

  • Sinaga – Salah satu dari empat marga utama; namanya populer dalam harungguan sebagai bagian dari persetujuan empat raja Simalungun agar tidak saling berkonflik .
  • Saragih – Marga yang leluhurnya mendiami wilayah Partuanan Raya hingga Silampuyang. Biasa dianggap marga raja di bagian selatan Simalungun.
  • Damanik – Diakui sebagai marga tertua dan asli; namanya berasal dari “Simada Manik” yang berarti “pemilik manik”—menunjukkan karakter kharismatik. Sangat berpengaruh dalam kerajaan Siantar.
  • Purba – Leluhur marga ini adalah anak dari Simamora, berasal dari Humbang Hasundutan. Marga ini juga menjadi salah satu dari empat marga asli Simalungun.

Marga Lain dan Sub-marga

Selain sisadapur, masyarakat Simalungun mengenal marga-marga tambahan dan sub-marga seperti Ambarita, Girsang, Malau, Sidabalok, Sipayung, dan lain-lain.

  • Girsang terkait erat dengan sistem Tarigan di kawasan Karo dan Pakpak.
  • Sipayung memiliki peranan penting dalam struktur adat sosial setempat.

Sejarah dan Konteks Budaya

Keempat marga utama ini muncul dari Harungguan Bolon, sebuah musyawarah besar empat raja agar tercipta perdamaian dan kesatuan, filosofi dalam bahasa Simalungun disebut marsiurupan bani hasunsahan na legan, rup mangimbang munssuh.
Sistem kekerabatan Batak Simalungun bersifat patrilineal: marga diturunkan dari ayah, dan pernikahan antar marga sama dilarang.

Peran dalam Kepemimpinan dan Hak Ulayat

Sebagai marga-marga kerajaan (Sisadapur), empat marga ini menguasai wilayah adat dan tanah ulayat—konsep yang menunjuk pada kepemilikan lahan oleh raja dan marga tertentu. Penduduk lokal dan pendatang hanya memiliki hak guna, bukan hak milik penuh.


Ringkasan Tabel Marga Simalungun

KategoriMarga/Sub-margaKeterangan
Marga Utama (Sisadapur)Sinaga, Saragih, Damanik, PurbaEmpat pilar sosial; lahir dari harungguan—musyawarah raja-Raja Simalungun
Sub-marga/Marga LainAmbarita, Girsang, Malau, Sidabalok, Sipayung, dll.Melengkapi struktur sosial; beberapa berperan penting dalam adat dan kerajaan
Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
6 Jenis Ukiran Gorga di Rumah Adat Batak dan Makna Filosofisnya.
Budaya

6 Jenis Ukiran Gorga di Rumah Adat Batak dan Makna Filosofisnya

Horas! Dongan BK, suku Batak memiliki kekayaan budaya yang tak hanya terlihat...

Pesona Baktiraja, Negeri Raja Batak di Selatan Danau Toba (Donny Fernando/National Geographic Indonesia).
Budaya

Pesona Baktiraja, Negeri Raja Batak di Selatan Danau Toba

Horas! Dongan BK, terdapat sebuah desa indah di tepi selatan Danau Toba,...

Filosofi dan Makna Cicak dalam Budaya Batak Toba.
Budaya

Filosofi dan Makna Cicak dalam Budaya Batak Toba

Horas! Dongan BK, dalam budaya Batak Toba, cicak memiliki makna simbolis yang...

Batu Siungkap-ungkapon, Warisan Batak untuk Menyapa Leluhur.
Budaya

Batu Siungkap-ungkapon, Warisan Batak untuk Menyapa Leluhur

Horas! Dongan BK, bagi masyarakat Batak, kehadiran leluhur yang sudah wafat tidak...