Beranda Tokoh 4 Pahlawan Nasional Bermarga dan Jasanya!
Tokoh

4 Pahlawan Nasional Bermarga dan Jasanya!

Bagikan

Horas!

Tanggal 10 November ditetapkan sebagai hari Pahlawan Nasional oleh pemerintah.

Hal ini dilakukan untuk mengingat para pahlawan yang telah menyelamatkan dan berjasa besar bagi Indonesia.

Pahlawan-pahlawan ini tersebar di seluruh wilayah di Indonesia, termasuk dari tanah Batak.

Setiap pahlawan ini tentu memiliki kisah dan jasa yang besar bagi Indonesia. Berikut kisah dan jasa dari 5 pahlawan dari tanah Batak.

1. Dr. Ferdinand Lumban Tobing (F. L. Tobing)

Dr. Ferdinand Lumban Tobing (disingkat sebagai F.L. Tobing) merupakan seorang pahlawan dari tanah Batak, tepatnya dari daerah Tapanuli Tengah.

Ia lahir dan besar di Sibuluan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada 19 Februari 1899.

Namun, di usianya yang ke 5 tahun, ia dibawa oleh ayah angkatnya ke Depok dan disanalah ia menempuh pendidikan kedokterannya di STOVIA.

Sepanjang perjalanan hidupnya, ia melayani di berbagai daerah di Indonesia sebagai dokter, mulai dari Pulau Jawa hingga ke tanah kelahirannya sendiri di Tapanuli Tengah.

Dr. F.L.Tobing
source : Arif Saefudin

Bukan hanya itu saja, F.L Tobing juga pernah menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara yang ke-2. Pada masa kepemimpinannya, ia sangat dicintai dan dihormati oleh masyarakat Sumatera Utara.

Setelah selesai menjabat sebagai gubernur, F.L. Tobing juga menjabat sebagai Menteri Kesehatan (ad interim), Menteri Penerangan Indonesia (ke-10), dan Menteri Negara Urusan Transmigrasi Indonesia (pertama).

Dr. F.L. Tobing meninggal di Jakarta, 7 Oktober 1962 pada usia 63 tahun. a kemudian dikukuhkan menjadi Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 17 November 1962, berdasarkan Surat Keputusan Presiden No. 361 Tahun 1962.

2. K. H. Zainul Arifin Pohan

Pahlawan yang kedua adalah K.H. Zainul Arifin Pohan. Beliau lahir dan besar di Barus, 2 September 1909 dan kemudian dibawa ibunya pindah ke Kerinci, Jambi.

Zainul Arifin merupakan seorang politisi, wakil perdana menteri, dan juga ketua DPR yang kedua di Indonesia.

Ia memulai karirnya dalam dunia politik lewat menjadi anggota GP Ansor. Kepiawaian Zainul dalam berpidato, berdebat dan berdakwah ternyata menarik perhatian tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama, organisasi induk Ansor.

K.H. Zainul Arifin
Source : Republika.id

Selang beberapa tahun, Zainul Arifin kemudian diangkat menjadi ketua NU Cabang Jatinegara.

Sepanjang perjalanan hidupnya, Zainul Arifin pernah Panglima Hizbullah Masyumi, yang merupakan salah satu pasukan bersenjata untuk melawan era pendudukan militer Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, Zainul Arifin kembali ke Parlemen sebagai wakil Partai Masyumi di DPRS dan kemudian wakil Partai NU. Setahun setelahnya, ia kemudian diangkat menjadi wakil perdana menteri Indonesia yang ke-9.

Zainul Arifin meninggal tahun 1962, saat hendak melindungi Soekarno dari seorang pemberontak DI/TII. Ia tertembak di daerah bahu dan kemudian meninggal 10 bulan setelahnya.

3. Mayjen TNI Anm. D. I. Pandjaitan

Nama D.I Pandjaitan tentu tidak asing lagi di telinga Dongan BK. Beliau adalah seorang pahlawan yang gugur saat tragedi G30S/PKI terjadi.

Donald Isaac Pandjaitan, merupakan seorang prajurit kelahiran Balige, 9 Juni 1925).

Ia memulai perjuangannya sebagai seorang prajurit sejak lulus dari bangku SMA. Saat itu sedang masa pendudukan Jepang, sehingga ia pun turut serta dalam latihan militer yang diadakan oleh Jepang (Gyugun).

D.I Pandjaitan
Source : Wikipedia Indonesia

Ketika Indonesia sudah merdeka, ia bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) atau kini dikenal dengan sebutan TNI.

Disinilah karirnya sebagai prajurit semakin cemerlang, hingga akhirnya tahun 1962 ia diangkat menjadi Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad). Pangkat ini merupakan pangkat terakhir saat tragedi tersebut.

Kematian seluruh pahlawan revolusi merupakan duka terdalam bagi Indonesia, begitu juga dengan kematian D.I Pandjaitan.

Ia meninggal karena ditembak di kepala ketika ia sedang berdoa, pada tanggal 1 Oktober dini hari.Jasadnya dibawa dalam truk ke Lubang Buaya dan baru ditemukan tanggal 4 Oktober.

Sehari kemudian, Pandjaitan mendapat promosi anumerta sebagai Mayor Jenderal dan diberi gelar Pahlawan Revolusi.

4. Jenderal Besar TNI A. H. Nasution

Abdul Haris Nasution atau dikenal juga dengan A.H. Nasution merupakan salah satu target dari G30S/PKI yang berhasil selamat. Namun naasnya, putri bungsu dari A.H. Nasution lah yang menjadi korbannya, yaitu Ade Irma.

Pada awalnya, A.H Nasution hanya ingin menjadi guru, namun seiring berjalannya waktu ia mulai tertarik di dunia politik dan militer. Karirnya di dunia militer pun dimulai saat Belanda menduduki Indonesia, yaitu tahun 1940.

Karirnya juga dapat dikatakan cemerlang, begitu diterima masuk pada korps perwira cadangan bentukan Belanda, di bulan September di tahun yang sama ia langsung dipromosikan menjadi kopral dan 3 bulan setelahnya langsung menjadi sersan. Disinilah ia mendapatkan pelatihan militernya.

A.H Nasution
Source : Kompas.com

Tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, A.H Nasution langsung bergabung dengan TKR. 1 tahun setelahnya, ia pun diangkat menjadi Panglima Regional Divisi Siliwangi yang fokus menjaga keamanan Jawa Barat.

Pada 1948 Nasution naik ke posisi Wakil Panglima TKR. Meskipun hanya berpangkat Kolonel, penunjukan ini membuat Nasution menjadi orang paling kuat kedua di TKR, setelah Jenderal Soedirman.

Selain kedua jabatan di atas, A.H Nasution juga pernah menjabat sebagai KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat), namun ia pernah diasingkan selama 3 tahun saat menjabat sebagai KSAD karena memprotes pemerintah dalam hal campur tangan sipil dalam urusan militer.

Namun, tahun 1955 posisinya sebagai KSAD dikembalikan oleh pemerintah. Tak lama setelah itu, Nasution kemudian diangkat menjadi Menteri Pertahanan dan Keamanan.

Semasa jabatan hidupnya, A.H Nasution pernah berjasa dalam memberantas korupsi di Angkatan Darat, memperjuangkan pembebasan Irian Barat dari Belanda, dan membantu pemberantasan pemberontakan PRRI.

Nah, itulah 4 orang pahlawan nasional bermarga yang dapat kita di artikel kali ini. Masih banyak pahlawan-pahlawan bermarga lainnya yang pastinya akan kita bahas, ya Dongan BK!

Ingat pesan Soekarno, Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya. Selamat hari pahlawan. Mari mengenang dan menghargai jasa pahlawan yang telah menyelamatkan hidup kita hari ini. Horas!

Bagikan
ads image
ads image
ads image
Artikel Terkait
Profil Maruarar Sirait, politisi senior yang jadi Menteri
Tokoh

Maruarar Sirait, Politisi Senior Ini Jadi Menteri di Kabinet Merah Putih

Setelah bergabung dengan Partai Gerindra, Maruarar Sirait dipercaya oleh Prabowo Subianto untuk...

Todotua Pasaribu, harapan masa depan investasi dan hilirisasi negara?
Tokoh

Todotua Pasaribu, Harapan Untuk Masa Depan Investasi dan Hilirisasi Negara?

Todotua Pasaribu memiliki pengalaman luas di bidang energi dan pertambangan, pernah menjabat...

Sitor Situmorang, pujangga besar Indonesia
Tokoh

Mengenang 100 Tahun Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Sitor Situmorang menjadi salah satu sastrawan Indonesia yang paling berpengaruh dan telah...

Potret Marudut Liberty Panjaitan
Tokoh

Profil Marudut Liberty Panjaitan, Salah Satu Kapolres Dengan Karir Gemilang

Sempat punya cita-cita jadi pilot, kini Marudut Liberty Panjaitan berhasil memberantas gembong...