Horas!
Dongan BK, identitas dan budaya Batak menjadi salah satu keanekaragaman Indonesia yang tidak ternilai. Ciri khas suku Batak sudah tak asing lagi di mata masyarakat luas, terlebih saat ini sudah banyak media atau hiburan yang menampilkan orang Batak sebagai pemeran utamanya.
Terkenal dengan budayanya yang kaya dan beragam, Suku Batak merupakan kelompok etnis terbesar di Sumatera Utara. Namun, tahukah klean bahwa Suku Batak terbagi menjadi 6 sub suku yang masing-masing memiliki kekhasan tersendiri?
Artikel ini akan mengajak klean untuk mengenal lebih dalam tentang 6 sub Suku Batak beserta adat, budaya, agama, wilayah, dan rumah adatnya.
1. Batak Toba
Suku Batak Toba menempati wilayah kawasan Danau Toba dan sekitarnya, meliputi Kabupaten Toba Samosir, Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan sebagian wilayah lainnya. Dalam kesehariannya, masyarakat Toba menggunakan bahasa daerah Batak Toba
Agama mayoritas Batak Toba adalah Kristen Protestan, sebagian Islam dan Katolik. Sebelum misionaris Ingwer Nommensen datang, mereka mengenal kepercayaan leluhur, atau animisme-dinamisme.
Adat dan Budaya Batak Toba
- Upacara Adat Sipaha Lima dan Mangamoti, yaitu ritual mengucap syukur atas hasil panen padi.
- Tari Tortor: Tarian khas Batak Toba yang mencerminkan semangat dan kebersamaan.
- Pakaian adat Batak Toba terbuat dari kain tenun tradisional bernama ulos, mulai dari bagian atas hingga bawah.
- Alat Musik: Gondang (ensemble alat musik pukul) dan Hasapi (alat musik petik).
- Rumah Adat: Rumah Bolon, bentuknya seperti rumah panggung berukuran besar dengan atap yang terbuat dari jerami atau ijuk. Keunikannya terletak pada ukiran dan warna-warna yang sarat makna.
2. Batak Karo
Suku Batak Karo mendiami wilayah Sumatera Utara dan sebagian Aceh, meliputi Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Langkat, dan Kabupaten Karo. Bahasa daerah yang mereka gunakan yaitu Bahasa Batak Karo.
Mayoritas masyarakat Batak Karo memeluk agama Kristen Protestan, Katolik, sebagian lagi Islam dan sebagian kecil Hindu.
Adat dan Budaya Batak Karo
- Ritual Erpangir Ku Lau: Upacara pengusiran roh jahat serta menolak bala. Biasanya dilakukan saat perkawinan atau pemberian nama pada bayi.
- Tari Guro-guro aron: Tarian muda-mudi Karo yang melambangkan perkenalan atau ertutur hingga menjalin hubungan menuju perkawinan.
- Alat Musik: Kulcapi (alat musik petik) dan gendang Karo (alat musik pukul).
- Rumah Adat: Siwaluh Jabu, bentuknya layaknya rumah panggung yang terdiri dari beberapa bagian dengan fungsi yang berbeda-beda. Atapnya terbuat dari ijuk dan dindingnya dari kayu.
3. Batak Pakpak
Suku Batak Pakpak adalah sub etnis Batak yang tersebar di Kabupaten Dairi, Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Tapanuli Tengah, hingga sebagian kecil Kabupaten Aceh singkil.
Mayoritas masyarakat suku Batak Pakpak memeluk agama Kristen Protestan dan Katolik, serta sebagian Islam, terutama yang dekat dengan perbatasan Provinsi Aceh.
Adat dan Budaya Batak Pakpak
- Upacara Menanda Tahun: Ritual menyambut masa tanam yang dirayakan sebagai bentuk syukur.
- Tarian Tatak Moccak: Tarian seni bela diri khas Batak Pakpak.
- Alat Musik: Genderang Sisibah (ensemble alat musik pukul) dan Kalondang (alat musik tiup).
- Rumah Adat: Rumah Pakpak, bentuk atapnya unik dengan desainnya yang melengkung. Selain itu, rumah ini terbuat dari kayu dan memiliki ukiran khas Batak Pakpak.
4. Batak Simalungun
Suku Batak Simalungun merupakan bagian dari etnis Batak yang banyak mendiami wilayah Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Mayoritas masyarakat Batak Simalungun menganut agama Kristen Protestan, Katolik, dan sebagian kecil Islam.
Adat dan Budaya Batak Simalungun
- Upacara Adat Mangulosi: Upacara pemberian ulos (kain tenun khas Batak) kepada pengantin sebagai simbol restu dan harapan.
- Tari Tortor Mangelek: Tarian yang dibawakan oleh penari perempuan menggunakan busana tradisional yang dikenal sebagai bulang.
- Alat musik: Sarune Bolon (alat musik tiup) dan Gonrang Sipitu-Pitu (alat musik pukul).
- Rumah Adat: Rumah Simalungun, memiliki ciri khas layaknya rumah panggung besar dengan arsitektur yang mirip dengan Rumah Bolon Toba, namun memiliki sedikit perbedaan pada bentuk atap dan detail lainnya.
5. Batak Mandailing
Masyarakat suku Batak Mandailing bermukim di wilayah Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Labuhanbatu, Deli Serdang, Kota Medan, hingga ke perbatasan Sumatera Barat.
Mayoritas penduduk suku Batak Mandailing menganut agama Islam, karena pengaruh Kaum Padri asal Minangkabau. Penganut agama Kristiani hanya sebesar 1 % dari total populasi suku Mandailing.
Adat dan Budaya Batak Mandailing
- Alat musik: Gordang sambilan (alat musik pukul).
- Tari Endeng-Endeng merupakan tarian khas daerah Tapanuli Selatan atau Mandailing yang menjadi perpaduan antara seni berdarah dari etnis Melayu dengan tortor onang-onang dari Tapanuli Selatan.
- Rumah Adat: Bagas Godang, bentuknya seperti rumah panggung pada umumnya dengan atap yang terbuat dari ijuk.
5. Batak Angkola
Sub etnis Batak yang terakhir adalah Batak Angkola. Mayoritas masyarakatnya mendiami wilayah Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Padang Sidempuan, dan sebagian Mandailing Natal.
Agama mayoritas penduduk Batak Angkola beragama Islam, sebagian kecil menganut Kristen Protestan.
Adat dan Budaya Batak Angkola
- Upacara Pabuat Boru Marhabuatan: Upacara adat perkawinan sepasang kekasih Batak Angkola.
- Tari Bulan Angkola, tarian yang menggambarkan tentang gadis-gadis angkola yang menari dengan riang di bawah pancaran sinar bulan purnama.
- Alat Musik: Gordang (ensemble alat musik pukul) dan Hapetan (alat musik gesek).
Nah Dongan BK, keenam jenis Suku Batak tersebut memiliki kesamaan dalam sistem kekerabatan marga,, serta nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi.
Meskipun memiliki perbedaan dalam bahasa, dialek, adat istiadat, dan tradisi, Suku Batak tetaplah satu kesatuan yang saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya leluhur.